Mohon tunggu...
Rizky Wahyudi
Rizky Wahyudi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa universitas negeri padang

hobi joging dan renang dan mengagumi dia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masalah-masalah Pendidikan di Indonesia

23 November 2022   18:10 Diperbarui: 23 November 2022   18:27 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

menggunakan keadaan yg demikian itu (rendahnya wahana fisik, kualitas guru, dan  kesejahteraan pengajar) pencapaian prestasi
peserta didik pun menjadi tidak memuaskan. menjadi misal pencapaian prestasi ekamatra serta matematika peserta didik Indonesia pada global
internasional sangat rendah. berdasarkan Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004), peserta didik Indonesia
hanya berada di ranking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi matematika serta pada ranking ke-37 berasal 44 negara pada
hal prestasi sains. dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan  Singapura sebagai negara
tetangga yg terdekat.

pada hal prestasi, 15 September 2004 lalu United Nations for Development Programme (UNDP) pula telah
mengumumkan akibat studi perihal kualitas manusia secara serentak pada semua dunia melalui laporannya yang berjudul
Human Development Report 2004. pada dalam laporan tahunan ini Indonesia hanya menduduki posisi ke-111 asal 177
negara. jika dibanding menggunakan negara-negara tetangga saja, posisi Indonesia berada jauh di bawahnya.
-Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan.

Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas di taraf Sekolah Dasar. Data Balitbang Departemen
Pendidikan Nasional dan  Direktorat Jenderal Binbaga Departemen kepercayaan  tahun 2000 menunjukan nomor  Partisipasi
Murni (APM) buat anak usia Sekolah Dasar pada tahun 1999 mencapai 94,4% (28,tiga juta peserta didik). Pencapaian APM ini termasuk
kategori tinggi. angka Partisipasi Murni Pendidikan di SLTP masih rendah yaitu 54, 8% (9,4 juta peserta didik). ad interim itu
layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pelatihan pada usia dini nantinya tentu akan
merusak pengembangan sumber daya insan secara holistik. sang sebab itu diperlukan kebijakan serta
strategi pemerataan pendidikan yang tepat buat mengatasi duduk perkara ketidakmerataan tadi.

-Rendahnya Relevansi Pendidikan menggunakan Kebutuhan
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yg menganggur. Data BAPPENAS (1996) yang dikumpulkan semenjak
tahun 1990 menunjukan angka pengangguran terbuka yang dihadapi oleh lulusan SMU sebanyak 25,47%, Diploma/S0
sebanyak 27,lima% dan  PT sebesar 36,6%, sedangkan pada periode yg sama pertumbuhan kesempatan kerja relatif
tinggi buat masing-masing taraf pendidikan yaitu 13,4%, 14,21%, serta 15,07%. menurut data Balitbang Depdiknas
1999, setiap tahunnya lebih kurang tiga juta anak putus sekolah serta tak mempunyai keterampilan hayati sebagai akibatnya mengakibatkan
persoalan ketenagakerjaan tersendiri. Adanya ketidakserasian antara akibat pendidikan dan  kebutuhan dunia kerja ini
ditimbulkan kurikulum yang materinya kurang funsional terhadap keterampilan yang diperlukan ketika peserta didik
memasuki global kerja.

-Mahalnya porto Pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini tak jarang muncul buat menjustifikasi mahalnya biaya  yang wajib  dikeluarkan
rakyat buat mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya porto pendidikan asal 282ae38dc5fe7f078fe411c188676075 (TK) sampai
Perguruan Tinggi (PT) menghasilkan warga  miskin tak mempunyai pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin
tidak boleh sekolah.

buat masuk Taman Kanak-kanakTK dan  Sekolah Dasar Negeri saja waktu ini diperlukan biaya  Rp 500.000, — hingga Rp 1.000.000. Bahkan ada yg
memungut di atas Rp 1 juta. Masuk SLTP/SLTA mampu mencapai Rp 1 juta sampai Rp 5 juta.

Makin mahalnya porto pendidikan sekarang ini tidak tanggal asal kebijakan pemerintah yg menerapkan MBS
(Manajemen Berbasis Sekolah). MBS di Indonesia pada realitanya lebih dimaknai sebagai upaya buat melakukan
mobilisasi dana. karena itu, Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yg adalah organ MBS selalu disyaratkan adanya
unsur pengusaha.

c. penyelesaiannya

Penyelesaian duduk perkara mendasar tentu harus dilakukan secara mendasar. Itu hanya bisa diwujudkan dengan
melakukan perombakan secara menyeluruh yang diawali asal perubahan kerangka berpikir pendidikan sekular sebagai
paradigma Islam. Ini sangat krusial serta utama.

Ibarat mobil yang salah  jalan, maka yang harus dilakukan artinya : (1) langkah awal adalah mengubah haluan atau arah
kendaraan beroda empat itu terlebih dulu, menuju jalan yg sahih supaya bisa hingga ke tempat tujuan yang dibutuhkan. tidak terdapat ialah
mobil itu diperbaiki kerusakannya yg beragam-beragam selama mobil itu tetap berada di jalan yg galat.

(dua) setelah
membetulkan arah mobil ke jalan yang benar, barulah kendaraan beroda empat itu diperbaiki kerusakannya yg c904c42b08fa972dcab6958acf2885ca.
artinya, setelah dilema mendasar diselesaikan, barulah bermacam-macamberagam bermacam-macam persoalan cabang pendidikan diselesaikan,
baik itu masalah rendahnya wahana fisik, kualitas guru, kesejahteraan gutu, prestasi peserta didik, kesempatan pemerataan
pendidikan, relevansi pendidikan menggunakan kebutuhan, serta mahalnya porto pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun