Mohon tunggu...
Rizky Setyawan
Rizky Setyawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Saya memiliki Hobi bermain Voly.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Senar dan Suling dalam Membudayakan Budaya Seni Jathilan (Jantung Teater)

12 Juni 2024   20:59 Diperbarui: 12 Juni 2024   21:10 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SENAR DAN SULING DALAM MEMBUDAYAKAN BUDAYA SENI TARI JATHILAN (JANTUNG TEATER)

Oleh: Kelompok 10 Antropologi Seni B

Indonesia, dengan keberagaman budayanya yang kaya, dikenal sebagai negara yang memiliki warisan budaya yang tak ternilai harganya. Seni tari tradisional Indonesia, yang sarat dengan nilai sejarah, estetika, dan filosofi, merupakan salah satu bentuk ekspresi budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. Salah satu tarian tradisional yang mencerminkan kekayaan budaya Indonesia adalah Tari Jathilan, yang berasal dari Jawa.

Di tengah maraknya seni tari modern yang mendominasi dunia hiburan, penting bagi generasi bangsa untuk tetap menjaga kelestarian kesenian tradisional. Tari tradisional seperti Tari Jathilan tidak hanya sekadar serangkaian gerakan, tetapi juga cerminan dari cerita dan tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun. Oleh karena itu, kesadaran untuk melestarikan dan mempromosikan tari tradisional menjadi kunci untuk mempertahankan identitas budaya Indonesia di era globalisasi ini.

Melalui upaya kolektif dan dukungan dari semua pihak, kita dapat memastikan bahwa seni tari tradisional Indonesia tetap hidup dan berkembang, tetap menjadi simbol kebanggaan dan identitas bangsa.

Sejarah Tari Jathilan

Sejarah seni tari Jathilan atau yang juga dikenal dengan nama kuda lumping dan jaran kepang, adalah sebuah kesenian tradisional yang berasal dari Jawa, Indonesia. Tarian ini menggabungkan elemen antara gerak tari dengan ritual dan sering diiringi dengan musik gamelan. Asal-usul Jathilan tidak memiliki sejarah secara tertulis, terdapat banyak versi yang berkembang melalui cerita turun-temurun. Salah satu versi menyebutkan bahwa Jathilan adalah bentuk perpaduan antara tarian reog dengan tarian kuda. Versi lain mengatakan bahwa Jathilan berkaitan dengan perjuangan Raden Fatah dari Kerajaan Demak dalam penyebaran agama Islam di Jawa.

Makna dari tari Jathilan sendiri sangat beragam. Salah satunya yaitu penggunaan kuda yang terbuat dari anyaman bambu sebagai simbol kekuatan dalam kehidupan. Tarian ini juga sering dikaitkan dengan perjuangan Pangeran Diponegoro melawan penjajah, di mana rakyat menggunakan properti kuda tiruan sebagai bentuk dukungan dan apresiasi terhadap prajurit berkuda. Tarian ini juga dianggap sebagai bentuk persembahan kepada dewa-dewa dalam upacara keagamaan. Hingga saat ini, Jathilan telah tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta dan sekitarnya.

Makna Simbolis Gerakan dan Musik Tari Jathilan

Gambar 2.1dok. pri
Gambar 2.1dok. pri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun