Fakta dan Data Stunting di Indonesia
Data terbaru menunjukkan bahwa angka stunting di Indonesia masih mengkhawatirkan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), angka stunting mencapai 24,4% pada tahun 2023, dengan beberapa provinsi seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat angka di atas 37% (BPS, 2023). Daerah-daerah tersebut sering kali mengalami tantangan ekonomi yang signifikan, yang berkontribusi pada kurangnya akses terhadap makanan bergizi dan layanan kesehatan.
Kondisi ini juga diperburuk oleh kurangnya edukasi tentang gizi. Banyak orang tua yang tidak memahami pentingnya nutrisi yang tepat untuk perkembangan anak, sehingga pilihan makanan yang diberikan sering kali tidak memadai. Menurut hasil survei Kesehatan Anak, kurang dari 30% orang tua yang memiliki pengetahuan yang baik tentang gizi seimbang (Kemenkes, 2022). Tanpa pemahaman ini, upaya untuk mencegah stunting akan sangat terbatas.
Cara Pencegahan Stunting
Pencegahan stunting seharusnya dimulai dari kehamilan. Nutrisi ibu hamil sangat penting untuk memastikan janin mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan juga merupakan langkah penting. Menurut Kementerian Kesehatan, ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi dan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Kemenkes, 2022).
Setelah enam bulan, pemberian makanan pendamping ASI yang kaya nutrisi sangat dianjurkan. Makanan yang kaya akan protein, zat besi, dan vitamin sangat penting untuk pertumbuhan anak. Edukasi tentang gizi kepada orang tua juga menjadi kunci dalam pencegahan stunting. Dengan memahami pilihan makanan yang sehat, orang tua dapat memberikan makanan yang lebih bergizi untuk anak-anak mereka.
Cara Penanggulangan Stunting
Setelah stunting terjadi, penanggulangannya juga sangat penting. Salah satu cara penanggulangan yang efektif adalah dengan memberikan intervensi gizi, seperti suplementasi vitamin dan mineral, terutama zat besi dan vitamin A. Ini bisa membantu meningkatkan kesehatan anak dan mendorong pertumbuhan yang lebih baik (WHO, 2021).
Penting juga untuk meningkatkan akses layanan kesehatan bagi anak-anak dan ibu hamil. Pemeriksaan kesehatan rutin dan pemantauan pertumbuhan anak dapat membantu mendeteksi stunting sejak dini. Keterlibatan komunitas dalam memberikan edukasi tentang kesehatan dan gizi juga sangat berpengaruh. Masyarakat bisa berperan aktif dalam mencegah dan menanggulangi stunting di lingkungan mereka.
Sebagaimana yang dilakukan oleh Laznas Dewan Dakwah yang turut aktif berperan dan turun tangan melakukan pencegahan stunting. Laznas Dewan Dakwah percaya bahwa dengan gizi dan nutrisi yang baik dan cukup akan membantu mencegah stunting pada anak. Maka dari itu Laznas Dewan Dakwah melakukan aksi borong sayur petani yang kemudian hasilnya disalurkan kepada masyarakat atau pondok pesantren yang mengelola Pendidikan anak-anak. Dengan program ini bukan hanya anak-anak jadi terpenuhi nutrisinya tapi juga memakmurkan para petani dengan hasil panennya dibeli dengan harga yang layak.