Mohon tunggu...
Rizky Rachmat
Rizky Rachmat Mohon Tunggu... Lainnya - Digital Marketer

Seorang digital marketer sambil kegiatan sosial kemanusiaan, baca fiksi dan foto-foto

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Guru Ngaji Pedalaman: Pejuang Agama Namun Penuh Keterbatasan

30 September 2024   15:54 Diperbarui: 11 Oktober 2024   10:15 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Data dari Kementerian Agama menunjukkan bahwa ribuan desa di Indonesia masih kekurangan guru ngaji. Situasi ini diperparah dengan minimnya insentif bagi para guru, yang membuat banyak dari mereka terpaksa mencari pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan hidup. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar Al-Qur'an seringkali terhambat atau tidak berjalan secara maksimal.

Meskipun peran mereka sangat penting, banyak guru ngaji di Indonesia yang hidup dalam kondisi yang memprihatinkan. Mereka sering kali mengajar secara sukarela atau dengan bayaran yang sangat minim. Banyak dari mereka yang terpaksa bekerja di sektor lain untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga kegiatan mengajar mengaji menjadi terbengkalai.

Di beberapa daerah, guru ngaji bahkan harus menghadapi tantangan infrastruktur yang buruk, seperti tidak adanya tempat yang layak untuk mengajar. Selain itu, banyak dari mereka yang harus berjalan jauh untuk mengajar, tanpa mendapatkan dukungan yang memadai dari masyarakat atau pemerintah.

Laznas Dewan Dakwah, salah satu lembaga amil zakat nasional, melalui sayap program dakwahnya secara rutin mengirimkan ratusan lulusan baru Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Moh Natsir untuk ditugaskan sebagai guru-guru ngaji di pedalaman Indonesia. Tahun 2024 ini tidak kurang dari 130 dai dan daiyah ditugaskan sebagai guru-guru ngaji di penjuru negeri. Program yang sudah dikelola sejak Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia berdiri ini diharapkan dapat menutupi kebutuhan akan guru ngaji di pelosok pedalaman Indonesia. Menjadi benteng iman para warga di sana, serta menjaga nilai spiritual dan moral masyarakat Indonesia.

Source: Laznas Dewan Dakwah
Source: Laznas Dewan Dakwah

Para guru ngaji baru ini akan bertugas minimal 2 tahun dan akan terus dimonitor pekerjaannya langsung dari Laznas Dewan Dakwah. Untuk membantu kehidupan para guru ngaji ini, Laznas Dewan Dakwah secara rutin memberikan insentif berupa uang saku bulanan yang sumbernya dikumpulkan dari dana zakat, infaq dan sedekah masyarakat melalui Laznas Dewan Dakwah. Dengan sinergi dan kolaborasi yang apik antara Laznas Dewan Dakwah dan masyarakat seperti ini, diharapkan para guru ngaji dapat mengajar lebih fokus dan menjadikan dakwah lebih stabil dan berkelanjutan.

Siapa yang Membutuhkan Kehadiran Guru Ngaji?

Kehadiran guru ngaji sangat dibutuhkan oleh berbagai lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Anak-anak di daerah pedalaman yang tidak memiliki akses ke sekolah formal agama, sangat bergantung pada guru ngaji untuk mendapatkan pendidikan agama. Orang dewasa yang belum bisa membaca Al-Qur'an juga membutuhkan bimbingan dari guru ngaji untuk memperdalam pemahaman agama mereka.

Selain itu, masyarakat umum juga membutuhkan peran guru ngaji untuk menjaga kelangsungan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Guru ngaji tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga menjadi teladan bagi masyarakat dalam menjalankan ajaran Islam.

Source: Laznas Dewan Dakwah
Source: Laznas Dewan Dakwah

Kenapa Kita Harus Peduli?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun