Mohon tunggu...
Rizky Purwati
Rizky Purwati Mohon Tunggu... -

simpel

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kalah? Kenapa Harus Malu?

29 Desember 2014   16:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:15 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Aku kalah bukan berarti kamu menang. Karena permainan belum selesai sepenuhnya."

Kata-kata itu saya dapat dari salah satu teman saya. Sudah lama memang, namun saya masih mengingatnya. Saat itu saya mengatakan padanya kalau kata-kata itu akan saya jadikan peyemangat untuk saya. Jika kalia baca, mungkin itu hanya kata-kata biasa. Iya, memang hanya kata-kata biasa. Namun entah mengapa, saya merasa kata-kata itu ada maknanya.

"Aku kalah bukan berarti kamu menang. Karena permainan belum selesai sepenuhnya."

Saya sendiri menyikapinya seperti ini, dalam sebuah permainan, pasti hanya ada tiga kemungkinan, atau malah dua pada umumnya. Jika tidak menang, sudah pasti kalah. Atau jika keduanya tidak ada, itu berarti permainan seri. Tapi yang akan saya ulas di sini adalah masalah antara kalah dan menang.

Menang

Siapa yang tidak senang jika kita memperoleh kemenangan dari sebuah perlombaan, pertandingan ataupun permainan. Anak kecil pun pasti akan sangat senang sekali ketika mereka berhasil memenangkan permainan dan mengalahkan temannya. Oke, kita tahu semua orang selalu berusaha mendapatkan kemenangan, berupaya keras meraih kemenangan. Siapa yang tidak mau? Menang, diakui lawan, kawan juga penonton, belum lagi bonus yang lainnya. Tapi bukan berarti kita harus sombong dengan kemenangan kita, bukan? Disyukuri saja. Anggap saja kemenangan ini adalah bonus dari usaha kita selama ini. Sebenarnya susah memang untuk menghindarkan diri dari sifat buruk sombong tersebut. Tapi ayolah, berpikir lebih dewasa lagi..

Kalah

Sekarang kita lihat dari sisi belakan mata koin permainan. Bagaimana jika kita kalah dalam sebuah permainan? Don't be sad, friend! Marilah kita  buka sejenak pikiran kita. Tidak selamanya kalah itu buruk. Ya, malah banyak yang bisa kita petik dari sebuah kekalahan. Kita bisa  belajar dari kekalahan, di mana letak kesalahan kita, bagian mana yang kita belum maksimalkan, kurang apa kita sehingga kita kalah?

Setelah kita tahu di mana letak kesalahan kita, cobalah untuk mempelajarinya, mencari bagaimana solusi terbaik, perbaiki dan ingat baik-baik semuanya. Jangan sampai terulang kembali di lain kesempatan. Selanjutnya, cobalah untuk lebih giat lagi berlatih, memperbaiki apa kekurangan kita. Paling tidak menyiapkan diri untuk permainan selanjutnya.

"Aku kalah bikan berarti kamu menang. Karena permainan belum selesai sepenuhnya."

Yang menang bukan berarti menang dalam artian sesungguhnya. Boleh jadi yang kalah lah yang menang dalam artian sesungguhnya. Kalah namun mampu menata hati untuk ikhlas menerima, tidak meratapi ataupun menyesalinyaboleh jadi dialah sang pemenang yang sesungguhnya. Yang memenangka  hatinya sendiri, menyunggingkan senyumnya dan meraih tangan lawannya dan tidak malu mengucapkan "Selamat". Dengan begitu dia sudah menjadi pemenang dalam dirinya sendiri, juga hatinya. Bukankah sebuah permainan harus berjalan sportif seperti biasanya?

Kita tak perlu malu kalau kita kalah. Ambil sisi positifnya, cobalah menerima dan besarkan hati kita menyikapinya. Karena pada dasarnya kita adalah seorang pemenang. Pemenang dalam diri kita sendiri.

Inilah sedikit tulisan saya mengenai sebuah kekalahan. Semoga menginspirasi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun