Mary Shelley menggunakan diksi yang kaya dan deskriptif untuk membangun suasana gelap dan mencekam. Kata-kata yang dipilihnya menciptakan gambaran visual yang kuat tentang lingkungan, karakter, dan emosi, sehingga pembaca dapat merasakan ketegangan dan tragedi yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam cerita.
•Rasa
Rasa dalam novel ini mencerminkan ketegangan antara harapan dan kekecewaan. Emosi karakter seperti ketakutan, kesedihan, dan kemarahan sangat kuat, terutama dalam interaksi antara Victor dan monster. Rasa ini juga mencerminkan ketidakberdayaan monster yang mencari cinta namun selalu ditolak.
-Nada dan Suasana
Nada novel ini cenderung gelap, serius, dan penuh ketegangan. Suasana yang dibangun Shelley sering kali mencekam, dengan latar belakang alam yang dramatis—gunung bersalju, malam yang kelam—yang memperkuat tema isolasi dan kesedihan.
•Majas
Shelley menggunakan berbagai majas untuk memperkaya narasi. Misalnya:
- Metafora: Monster sebagai simbol dari ketakutan akan yang tidak dikenal.
- Hiperbola: Untuk menekankan emosi karakter, seperti rasa sakit Victor ketika kehilangan orang-orang terkasih.
- Personifikasi: Alam sering digambarkan seolah-olah memiliki perasaan atau reaksi terhadap peristiwa yang terjadi.
•Amanat