Walaupun dasar saya memilih adalah rasional berdasarkan rekam jejak, kinerja, visi misi dan program, namun secara tak langsung nomor urut juga membantu dan memper-simpel.
Oh ya, di sisi lain, secara psikologis, nomor urut parpol punya pengaruh khususnya pada pemilih tradisional, yakni kelompok masyarakat dengan literasi politik rendah.Â
Mereka yang berfokus  memilih dengan identifikasi nomor urut dan lambang parpol.Â
Toh, manusia juga "terkadang sulit" untuk menghafal deretan angka yang banyak.
Menurut saya, sebenarnya pangkal kontra isu nomor urut permanen adalah manfaat lain yang timbul dari nomor urut.
Kampanye misalnya, tentu angka 1-5 lebih mudah diingat dari 6-10 atau bahkan 11-15 atau selanjutnya.
Nomor urut 1-5 tentu lebih mudah dieksploitasi melalui jari, lagu maupun bentuk materi kampanye lainnya.
Ya, memudahkan untuk promosi guna menanamkan citra dan brand parpol agar lebih mudah diingat.
Bisa jadi, parpol yang meminta nomor urut Pemilu sebelumnya dipermanenkan lantaran sudah kadung nyaman. Hehehe.
Apakah nomor urut vital ? Perlu Diundi atau Permanen ?