Meski sangat senang, Daniella mengaku tidak mudah menjalankan usaha di Oecusee. Ia mencontohkan, jika ingin memborong barang-barang dari Indonesia, ia harus berhadapan dengan petugas perbatasan. Dan barang dagangannya berpotensi tertahan.Â
Belum lagi kota Oecusee cukup sepi. Pengunjung ke kafenya pun sangat terbatas.Â
Cafe Del Mar miliknya adalah langganan pegawai Kantor Penghubung Indonesia-Timor Leste, juga pekerja atau pegawai BUMN asal Indonesia yang mendapat proyek di Oecusee, juga ekspatriat yang sedang berada di sana.Â
Daniella dan Luis memiliki dua Cafe Del Mar di Oecusee. Satu tempat lainnya  berada dibibir Pantai Makassar. Lokasi dua kafe mereka pun tidak jauh. Haya sekitar 100 meter.Â
Di tempat kedua ini, konsepnya lebih ke bar. Ada banyak pilihan minuman beralkohol di sana. Lengkap dengan permainan lampu disko. Namun, kafe kedua ini juga memiliki teras buat mereka yang ingin menikmati sunset dan indahnya pantai.Â
Daniella dan Luis rupanya sosok yang gemar berusaha. Buktinya, tak jauh dari kafe ada sebuah bangunan kecil dengan tulisan Del Mar Travel.Â
"Kita menjalankan travel. Tujuannya ke Indonesia, ke Bali dan Yogyakarta," terang Daniella.Â
Ia mengaku sangat terbantu dengan familiarization trip ke Bali dan Yogyakarta yang digelar Kemenparekraf beberapa waktu lalu.Â
"Familiarization trip membuat saya bertemu dengan banyak orang dan membantu dalam pembuatan paket perjalanan ke Bali dan Yogyakarta," paparnya.Â
Lewat familiarization trip, Daniella juga mendapatkan beberapa trik dalam menjalankan usaha. Namun tetap saja ada beberapa tantangan yang ditemuinya.Â
"Saya memasang paket perjalanan, harga dan hotel. Tapi setelah mereka (wisatawan) tahu, mereka pergi sendiri. Â Dan saya tidak mendapat apa-apa," terangnya.Â