Prinsip Dasar Stoicisme
Filsafat Stoicisme merupakan sebuah jalan hidup, way of life, yang masih tetap relevan untuk zaman sekarang. Karena itu, Stoicisme memiliki panduan praktis yang dapat diterapkan dalam cara berpikir. Berdasarkan buku Filosofi Teras, terdapat beberapa cara menerapkan Stoicisme yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.Â
Pertama, mengakui bahwa semua emosi datang dari dalam diri. Pada dasarnya, semua emosi yang dirasakan oleh seseorang berasal dari dalam diri sendiri. Namun, kebanyakan orang berpikir bahwa emosi yang mereka rasakan berasal dari hal-hal eksternal, seperti pekerjaan, kegiatan sekolah, dan lain-lain.
Menempatkan kesalahan dan tanggung jawab pada objek eksternal memang mudah dilakukan. Alhasil, orang-orang cenderung melakukan itu daripada memahami bahwa semua konflik dimulai secara internal, yaitu dari dalam pikiran. Karena itu, jujur dan mengakui pada diri sendiri bahwa semua emosi datang dari apa yang dipikirkan dan dirasakan, bukan berasal dari faktor luar, dapat membuat hidup lebih bahagia.
Kedua, melatih dikotomi kendali. Dikotomi kendali merupakan cara memisahkan hal-hal apa saja yang bisa dikendalikan dan yang tidak bisa dikendalikan. Mau tidak mau, pasti ada sesuatu yang tidak di bawah kendali kita. Bahkan, yang kita kendalikan terbilang jauh lebih sedikit dari apa yang tidak dapat dikendalikan.
Seseorang semestinya sadar bahwa ada banyak hal yang tidak bisa diubah. Karenanya, dengan menyadari hal itu, mereka dapat mengendalikan emosi. Dengan melatih dikotomi kendali, seseorang tidak hanya akan lebih tenang dan bahagia, tetapi juga terhindar dari emosi yang tidak perlu.
Ketiga, menggunakan waktu sebaik mungkin. Stoikisme mengajarkan bahwa waktu adalah aset terbesar manusia. Tidak seperti harta benda, waktu tidak akan pernah bisa diulang kembali. Karena itu, manusia harus berusaha untuk menggunakan waktunya sebaik mungkin.
Orang-orang yang menyianyiakan waktu untuk hal-hal kecil atau hiburan akan menemukan bahwa mereka tidak memiliki apa pun untuk ditunjukkan pada akhirnya. Kebiasaan menunda-nunda juga akan kembali menghantui keesokan harinya.
Keempat, tetap fokus saat menghadapi gangguan. Banyak hal yang dapat mengganggu fokus seseorang. Ketika seseorang dihadapkan dengan begitu banyak pilihan, orang tersebut akan teralihkan dengan fokus yang harus dikerjakan. Karena itu, perlu menekankan tindakan yang bertujuan.
Menjalani kehidupan sebaik-baiknya, menghayati setiap momen, dan menyadari bahwa kehidupan adalah sebuah anugerah yang tak ternilai merupakan cara agar manusia dapat menikmati hidup. Hidup yang demikian akan menjauhkan manusia seperti kecemasan dan ketakutan.
Kesimpulan