Berlari dan terus berlari
Mencoba menghindar dari kenyataan diri
Hingga terjebak dalam terowongan sendiri
Bersama suara yang tak pasti
Aku yakin itu adalah Ayah
Dia da di ujung sana berteriak
Tembok-tembok itu jadi saksinya
Bergetar dan terus menyerukan kalimatnya
"Kesinilah, Nak!"
Suara parau yang selalu ku kenal
Dengan senyum tipis diantara dua lesung pipi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!