Berlari dan terus berlari
Mencoba menghindar dari kenyataan diri
Hingga terjebak dalam terowongan sendiri
Bersama suara yang tak pasti
Aku yakin itu adalah Ayah
Dia da di ujung sana berteriak
Tembok-tembok itu jadi saksinya
Bergetar dan terus menyerukan kalimatnya
"Kesinilah, Nak!"
Suara parau yang selalu ku kenal
Dengan senyum tipis diantara dua lesung pipi
Lelaki itu adalah engkau, berdiri di sana
Walau gelap, gesturnya terlihat jelas
Pipa-pipa juga mengatakan hal yang sama
Aku senang, akhirnya berlari tanpa lelah
Tetapi tubuh semakin payah
Cahaya masih menjadi harapan
Bersama debu yang berubah menjadi abu
Terselimutkan pesan untuk tetap bertahan
Walau pandangan tak pernah jadi kenyataan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI