Mohon tunggu...
Muhammad Farhan
Muhammad Farhan Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa

suka membaca dan beribadah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Maisir dalam Al-Qur'an dan Implikasinya terhadap Fenomena Judi Online

16 November 2024   09:23 Diperbarui: 16 November 2024   09:23 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Pergaulan 

 

Para kelompok pelaku perjudian biasanya bermain di saat mereka berkumpul. Awalnya mereka hanya mengobrol santai, namun setelah beberapa saat, mereka pasti membicarakan judi. Mereka terlibat dalam hampir semua jenis perjudian seperti poker, taruhan bola (online), dan lotere. Mereka benar-benar senang berbicara tentang pengalaman perjudian mereka, rencana kegiatan perjudian atau hal-hal yang berkaitan dengan kebiasaan mereka. Keadaan dan solidaritas kelompok dapat dikategorikan sebagai pemicu perilaku berjudi, dan berjudi dianggap oleh lingkungan sekitar sebagai kebiasaan dan dimanfaatkan orang-orang di sekitarnya untuk kegiatan berjudi, walaupun awalnya hanya sebagai kegiatan rekreasi, masyarakat sekitar sebagai permainan judi Suplemen. yang dapat melakukan atau menambah keseruan dari aktivitas judi itu sendiri. Namun seiring berjalannya waktu, orang ini justru melangkah lebih dalam dari niat aslinya. 

 

Mempunyai kenikmatan dalam berjudi

 

Ada banyak orang yang ingin kaya dalam semalam, tapi ada juga yang malas. Beberapa orang ingin menikmati kekayaan seperti masyarakat kelas atas. Berjudi telah terbukti memungkinkan seseorang menghasilkan uang tanpa harus bekerja keras. Jika seseorang kecanduan judi maka akibatnya adalah membuat seseorang menjadi tidak bertanggung jawab, selalu gelisah, mudah cemas, emosional, kecanduan narkoba, tingkat kejahatan yang lebih tinggi. Gaya hidup hedonis atau memuaskan, menurut informan judi. Kebutuhan hidup yang berlebihan, ditandai dengan aktivitas untuk kesenangan hidup, sebagian besar perhatian berada di luar keluarga, meskipun cerewet, merasa mudah berteman dan menjadi pusat perhatian, waktu luang hanya bermain dan bermain sebagian besar anggotanya adalah semua remaja. 

 

Gaya hidup hedonis memiliki pandangan gaya hidup instan, sudut pandang. Mendapatkan aset dari hasil akhir bukanlah proses yang menghasilkan hasil akhir. Selain mengejar modernitas tubuh, ia memiliki tingkat relativitas kesenangan di atas rata-rata, memuaskan banyak keinginan spontan. Dalam perkembangan psikososial, remaja memandang dirinya sebagai bagian dari atau tergabung dalam suatu kelompok, sehingga merasa menjadi bagian dari kelompok yang dapat memberinya status. Saat remaja mulai menyesuaikan gaya dan minat dalam berpenampilan, gaya mereka dapat dengan cepat berubah menurut kelompoknya, termasuk kelompok remaja yang mengarah pada perilaku hedonis untuk mencari kesenangan dan memenuhi tuntutan hidup dengan cara yang menyenangkan. Remaja pada masa ini mengikuti gaya hidup sekelompok teman dan menganut gaya hidup hedonisti. [6]

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun