Mohon tunggu...
Rizky Hadi
Rizky Hadi Mohon Tunggu... Lainnya - Anak manusia yang biasa saja.

Selalu senang menulis cerita.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Petani

20 Februari 2021   08:02 Diperbarui: 20 Februari 2021   08:17 1051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang petani menabur benih-benih cinta

di atas gulutan hati.

Menambahkan rabuk rasa dicampur asmara.

Keesokannya si petani melihatnya, masih sama.

Perlahan tumbuhlah benih-benih itu.

Si petani gembira.

Lalu ditambahkannya ramuan rindu dan meledaklah reaksinya.

Kini benih itu semakin dewasa.

Tumbuh tinggi dan kuat.

Namun masalah baru muncul, serangga dan hama menyerang.

Setiap hari datang untuk menggoda tumbuhan agar menyerah.

Si petani tak hilang akal.

Dia memberikan ramuan yang paling manjur dalam sejarah pertanian

yakni ramuan kesetiaan.

Ramuan yang tidak ada penangkal untuk meruntuhkannya.

Benih yang telah menjadi tumbuhan itu akhirnya selamat.

Serangga dan hama tak kuat melawan ramuan dari si petani.

Pergi dan merelakan sasarannya.

Setelah keringat perjuangan tibalah musim panen.

Si petani senang bukan kepalang,

beribu syukur diucapkannya kepada Tuhan.

Tapi tugas si petani masih berlanjut.

(2020)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun