Mohon tunggu...
Rizky Hadi
Rizky Hadi Mohon Tunggu... Lainnya - Anak manusia yang biasa saja.

Selalu senang menulis cerita.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Humor | Suwung

7 Januari 2021   21:06 Diperbarui: 7 Januari 2021   21:15 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Anak gemblung iki. Ayo metu neng ngendi ngono! Aku suwong, Kek."

"Aku terlalu nyaman karo posisiku saiki, Mak. Nyedot rokok, leyeh-leyeh, nonton video lucu. Jan surga dunia." Saya tersenyum.

"Iki bukan wayahe ngomongno babakan surga. Enggak usah kakehan cangkem. Yoh keluar wae!"

Karena tak enak hati dan sebagai rasa solidaritas, saya akhirnya memutuskan untuk ikut ajakan Mak. Walaupun setiap keluar dengannya selalu tidak jelas arah tujuan. Dengan motor Scoopy kesayangannya, Mak menggandeng ke rumah Himi, tempat biasa kami nongkrong. Tak jauh dari rumah hanya beberapa menit sudah sampai.

Di rumah Himi terlihat kosong melompong, tidak ada kehidupan. Saya kemudian masuk karena rumahnya yang tak pernah dikunci. Benar tak ada orang di dalam, hanya motor Jupiter yang menyapa di ruang tamu. Saya meraih ponsel, meneleponnya, juga tidak ada jawaban. Di dalam hati saya berkata, tujuan buntu ini.

"Iki padha nyandi ta jane. Wis pacar susah diajak kompromi, teman padha ilang. Jan kaya geneman ora dibungkus, ambyar."

Mak menutup pintu dengan sembarang, membuatku sedikit kaget.

"Sepi, Mak. Mubeng-mubeng kota piye?" tanyaku kepada Mak yang sekarang sudah nangkring di atas motor. Mak mengangguk.

Akhirnya kami berdua hanya muter-muter keliling kota seperti lebah kehilangan sarangnya. Menikmati keindahan jalanan dengan gemerlap lampunya yang berpijar. Banyak muda-mudi yang tampak asyik dengan pasangannya sendiri-sendiri.

Sebuah mobil melaju dengan kencang, menyalip. Kami tersentak, hampir jatuh. Mak kemudian berteriak, "Hoi ... kalau naik motor aja banter-banter! Iki sirah ya iso pecah lek nganti nggloso."

Kemudian kami terus melaju dengan kecepatan pelan. Di sisi kiri jalan, tepat di sebuah kedai kopi, Mak melihat dua orang yang berpegangan tangan, mesra. Mak lantas mengumpat, "Apes tenan malam Minggu iki. Dekne enak-enakan pegangan tangan, lha sini, ngenes, Kek."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun