Mohon tunggu...
Rizky Hadi
Rizky Hadi Mohon Tunggu... Lainnya - Anak manusia yang biasa saja.

Selalu senang menulis cerita.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pendatang Baru Negeri Godam

3 Januari 2021   12:15 Diperbarui: 3 Januari 2021   15:41 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awang memandang Big Bab tajam. Tak terbersit ketakutan sedikit pun di dalam dirinya. Dia seorang pemimpin negeri Godam, sudah selayaknya dia melindungi negerinya dari setiap ancaman yang datang.

"Kau telah melanggar hukum di negeri ini," tegas Awang, dia semakin mendekat ke Big Bab. Jarak mereka hanya menyisakan lima langkah.

"Hukum itu memang harus dilanggar dan kau adalah buktinya. Kesalahanmu adalah terlalu patuh pada aturan sehingga tidak tahu bahwa negeri ini kurang keseimbangan." Big Bab melontarkan perkataan yang berbau ancaman.

"Keseimbangan tak melulu dilakukan dengan merusak fasilitas," sergah Awang.

"Aku ingin menjajal kemampuanmu. Kudengar kau memiliki kekuatan luar biasa." Big Bab tersenyum sinis.

Langit negeri Godam dipenuhi atmosfer menegangkan. Awan mendung yang menata tempat seolah mengamini pertarungan ini.

Awang memakai cincin sakti berwarna hitam. Sejurus kemudian, dia telah berubah menjadi Godam. Jubah tempur mirip seperti Superman dengan bendera yang mengikat di pundaknya, bisa digunakan untuk terbang. Big Bab tak kalah siap. Dia mengeluarkan samurai kecil, bisa membuat tumbang musuh dengan sinar yang dimiliki.

"Kita mulai, Godam."

Big Bab mengangkat samurai kecilnya, mengarahkan tepat ke dada Godam. Akan tetapi, Godam telah siap. Sudah lama dia tidak bertarung satu lawan satu. Terakhir dia melawan Roh Setan yang berwujud kalung berliontin batu permata.

Sinar dari samurai kecil Big Bab meluncur dengan cepat, tepat mengenai dada Godam. Yang tidak diketahui Big Bab, jubah tempur Godam kebal dari segala serangan. Sinar samurai kecil mental, tak bisa menggoyahkan Godam.

Big Bab menyeringai tipis seraya berkata, "Kostum yang bagus, Godam."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun