Mohon tunggu...
Rizky Febriana
Rizky Febriana Mohon Tunggu... Konsultan - Analyst

Senang Mengamati BUMN/BUMD dan Pemerintahan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mengembalikan Predikat "Macan Asia"

13 Desember 2019   17:15 Diperbarui: 20 Januari 2020   15:38 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Bank Dunia, The Global Competitiveness Index 2019

Narasi besar itu adalah sebuah fokus utama visi Indonesia ke depan? Karena pada setiap sektornya, Indonesia memiliki keunggulan komparatif, maka tak heran Indonesia juga bisa disebut sebagai negara industri, negara agraris, negara maritim sampai negara pariwisata.

Secara umum, Indonesia harus menetapkan produk unggulan dalam setiap predikat yang disandangnya. Fokus bukan berarti yang lain dikorbankan, melainkan adanya penetapan skala prioritas dalam pengembangannya.

Contoh di bidang pariwisata? Keunggulan komparatif Indonesia di luar negeri adalah Bali, selain Bali bukan berarti wilayah pariwisata lain tak penting. Dalam program pengembangan, Indonesia telah menetapkan 10 (sepuluh) Bali baru untuk terus dikembangkan keunggulan komparatifnya.

Mencari keunggulan komparatif membuat Korea Selatan juga berkembang pesat. Catatan sejarah perkembangan Korea Selatan mulai berkembang pesat sejak era kepemimpinan Park-Chung Hee. Korea Selatan memiliki visi besar menjadi negara industri. Maka terjadilah industrialisasi besar-besaran sampai saat ini. Korea Selatan fokus terhadap industri besar.

Di samping itu, produktifitas Korea Selatan juga tidak lepas dari dukungan peran para pelaku dunia usaha. Kita mengenal Korea dengan Chaebolnya, sebuah konglomerasi yang meski ada juga cerita kontroversinya, kontribusinya terhadap kemajuan Korea Selatan juga sangat besar. 

Peran-peran pelaku usaha besar itu pulalah yang diharapkan terjadi di Indonesia, dan KADIN (Kamar Dagang dan Industri) Indonesia dapat menjadi katalisator atau penggerak kemajuan Indonesia sebab business is the heart of economic development (Blakely, 1994). Para pengusaha juga merupakan pelaku penting di dalam membangun masa depan Indonesia mendatang khususnya dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi. 

Sama halnya seperti di Korea Selatan, di Turki, dunia usaha diberikan ruang gerak yang leluasa, contohnya ketika peluncuran prototipe mobil listrik nasional pertama Turki, TOGG. 

Peran sentral ditunjukan oleh The Union of Chambers and Commodity Exchanges of Turkey (TOBB,Türkiye Odalar ve Borsalar Birliği) alias Kadin-nya Turki (Kamar Dagang dan Industri) jika Indonesia. 

TOGG lahir dari kolaborasi TOBB bersama 5 (lima) Perusahaan lainnya Anadolu Group, BMC Turkey, Kök Group, Turkcell dan Zorlu Holding. Masing-masing menaruh 19% sahamnya di TOGG, 5% saham lainnya oleh TOBB sendiri. Pemerintah Turki sendiri memberikan insentif fiskal dan non fiskal. Sebuah kolaborasi yang epik, pemerintah dan dunia usaha. 

Begitu juga di Indonesia. Secara fundamental, Pemerintah perlu semakin mengandeng KADIN untuk mulai merencanakan dan memasukan pelajaran kewirausahaan ke dalam kurikulum untuk masuk ke sekolah-sekolah mulai dari level dasar hingga Sekolah Vokasi dan Universitas, agar semakin banyak bibit-bibit wirausahawan di Indonesia. 

Mengapa demikian? Sebab banyak unicorn ataupun start-up di bidang e-commerce atau transportasi online misalnya didominasi oleh orang Indonesia lulusan luar negeri, bukan dalam negeri. Hal tersebut tentu tidak salah, hanya mengambarkan, ada sebuah tanda, sebuah hipotesa bahwa pendidikan dalam negeri perlu di stimulus kembali tentang pendidikan dan inovasi kewirausahaan dalam negeri.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun