Kita, jangan jadi warga yang membebani. Protes saat sampah terlambat diangkut petugas kebersihan tetapi diam saat iuran kebersihan kita terlambat dibayarkan. Kita jangan bisanya hanya protes saat kemanan lingkungan rumah terganggu tetapi lupa bayar iuran keamanan buat security lingkungan tinggal kita.
Keaktifan untuk membayar iuran sebaiknya juga dilakukan bagi kita misalnya yang punya rumah di lingkungan tetapi kita tak tempati, rumah kita hanya untuk investasi. Rumah kosong bukan berarti bebas dan lantas tak berpartisipasi. Dan untuk yang ini, iuran, urunan, partisipasi dalam bentuk nominal, bukan pilihan seperti waktu yang sempat diluangkan atau tidak. Toh, apa yang kita keluarkan juga bukan untuk siapa-siapa, tetapi kembali lagi dari kita, oleh kita dan untuk kita.
Kalau kita ketemuan warga aja susah padahal sering ada di rumah dan ada waktu luang, kalau kita bayar iuran mesti diminta-minta dulu atau sering absen padahal kita mampu, nanti tetangga kita akhirnya bingung kalau suatu saat kita butuh bantuan, gak ditolongin kasian, ditolongin kok nyebelin. Hehehe
Inilah yang membuat saya merenung, saya ini warga yang seperti apa ya, apakah warga yang bisa rukun, bisa guyub atau yang nyebelin kah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H