Kuliah di Kampus Mana Saja
PTN memang masih menjadi favorit. Tapi kuliah dikampus mana saja, termasuk swasta tidak menjadi persoalan. Banyak kawan-kawan, bahkan atasan di kantor juga asalnya sarjana dari kampus swasta. Kalau orientasi kita sarjana untuk bekerja maka saya amati ada beberapa hal yang harus dilakukan ketika kita nantinya sebagai alumni kampus swasta.
Pertama, cari kampus swasta yang sudah terakreditasi. Akreditasi menjadi salah satu parameter penting ketika memilih kampus, termasuk PTN menurutku. Akreditasi A, B atau apa. Ini menjadi penting untuk melihat kualitas lingkungan baik linkungan fisik dan pembelajaran yang akan kita jalani selama bertahun-tahun.
Kedua, berorganisasi dan tingkatkan kemampuan soft skills. Kuliah mau di negeri, mau diswasta, berorganisasi menjadi wajib menurutku. Di organisasi internal kampus atau eksternal kampus, adalah sarana pembelajaran untuk membangun jejaring kekeluargaan termasuk bisa jadi dan sering terjadi sebagai jalur awal saling merekomendasikan diri di dunia kerja, dunia beasiswa dan dunia kehidupan. Jangan lupa belajar juga berbagai bahasa lain, Bahasa Inggris, Arab atau lainnya. Orang yang pintar berbahasa, terlihat pintar semua. Hehehe… Soft skill lain bisa menulis, atau keterampilan-keterampilan yang lain. Kadang bukan kuliah formal kita yang akan mengangkat diri kita, tapi seringkali malah soft skills yang dimiliki oleh kita yang akan melambungkan nama kita untuk bersaing dengan yang lain. Trust me!
Ketiga, “extraordinary energy”. Saya kurang paham bagaimana dunia kerja membedakan kampus negeri dan swasta ketika recruitment. Mungkin ada, mungkin juga tidak. Yang saya pahami sejauh ini, belum tentu alumni PTN juga berkualitas, boleh jadi sudah merasa di PTN jadi menurun kualitasnya karena banyak hal kuliahnya asal-asalan, dan saya perhatikan bahkan banyak alumni PTS yang juga kualitasnya tidak kalah baiknya. Hanya saja, yang perlu saya sampaikan, kuliah di PTS perlu ekstra tenaga untuk mempercantik biodata diri kita, ekstra tenaga untuk dikenal juga berkualitas, boleh jadi lewat organisasi, boleh jadi lewat IPK, boleh jadi lewat kompetisi-kompetisi nasional yang “lawannya” dari PTN.
Terakhir, bagi yang diterima di PTN, selamat ya. Bagi yang belum diterima, jangan patah semangat, terus semangat, inilah episode kehidupan yang kita harus lalui. Ayah Bunda, tetap semangati anak-anak kita, tetap semangati adik-adik kita, tetap semangati kerabat karib kita, boleh jadi hari ini dia tidak diterima di PTN, siapa tahu esok hari diterima, boleh jadi hari ini bukan alumni PTN, tapi siapa tahu mereka lebih sukses dunia dan akhirat dibandingkan para alumni PTN. Siapa tahu.... Wallahu'alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H