2. Survei Lapangan
Ini penting bro. Jangan beli kucing dalam kaleng. Survey lapangan itu wajib, biar tahu detil lokasi. Foto boleh cakep ganteng-ganteng, tapi kan belum tentu asli, siapa tahu photosop… hehehe… sama kayak rumah, survei lapangan untuk tahu sedetil detilnya rumah, kayak kondisi listrik, air, jalan menuju rumah, fasilitas di sekitar, tetangga sekitar apakah kuburan atau apa. Oh iya yg ptg juga adalah, jgn2 yang dipoto dipasang di iklan adalah rumah orang. Hahaha… Nah ini perlu hati2. Sekarang jaman makin canggih, penipuan juga. Jangan mau transfer uang kalo gak ketemuan, apalagi kalo beli rumah, nggak kaya beli permen, urusannya administrative banget. Gak cukup pake kwitansi, harus notaris yang main.
3. Sesuaikan Budget
Nah ini yang paling penting sebenernya buat kita2 yang punya budget constraint alias uang terbatas. Kalo yang mau bayar cash keras sih gak perlu KPR ya. Nah ini yang mau beli rumah dengan KPR kayak gue. Gaji lu berapa? Nah sekarang gampang, bisa disimulasi di sini sementara http://bit.ly/1ntFxQx bisa masukin berdasarkan pendapatan atau bisa lu masukin berdasarkan harga rumah. Masukin masa kredit, ada yang 15 tahun (180 bulan) ada juga yang 20 tahun (240 bulan). Misal pendapat gua Rp100 juta… hahahaha… kapan kesampean? Mimpi dulu dah… hahahaha…. Dengan bunga 9% di awal (biasanya di tahun2 berikutnya naek nih) max kredit buat rumah sekitar Rp3,9 miliaran. Nah gue cari deh rumah dg harga segitu. Santai bgt kalo punya duit segitu mah… hahaha.. bahkan gak perlu nyicil kali ya… hahaha….
Bisa juga simulasi dengan harga rumah. Misal mau beli rumah yang Rp1 miliar. Lu minimal DP 20% dulu dari harga rumahnya. Bank gak bisa nurunin full. Max kredit dari bank Rp800 juta. Dengan bunga 9% lu cicil per bulannya Rp8 jutaan, dan lu bisa beli harga rumah Rp1 miliar kalo pendapatan lu per bulan sekitar Rp21 jutaan. Karena kan baiasanya cicilan rumah itu antara 30-40% dari pendapatan. Hahaha… ampun kakak… Dan inget lu harus DP 200 juta dulu. Hihihi…
Sebenernya sih aturan DP ini di atur sama Bank Indonesia supaya gak terjadi bubble di property. Bank Indonesia kembali memperketat aturan kredit konsumsi melalui penerbitan Surat Edaran BI No. 15/40/DKMP. Cakupan aturan baru tsb lebih luas dari aturan sebelumnya, yakni SE No.14/10/DPNP dan SE No.14/33/DPbS. Beberapa perluasan yang diatur dlm ketentuan baru, SE No.15/40/DKMP antara lain adalah:
1) Penetapan aturan down payment (DP) 40% untuk rumah ke-2, DP 50% untuk rumah ke-3 dan seterusnya.
2) DP rumah tipe 22-70 20% untuk rumah ke-1, 30% untuk rumah ke-2 dan 40% untuk rumah ke-3 dan seterusnya.
3) DP untuk ruko 0% untuk Ruko/Rukan ke-1, namun mensyaratkan DP 30% untuk Ruko/Rukan ke-2 dan 40% untuk Ruko/Rukan ke-3 dan seterusnya.
4) Penerapkan prinsip one obligor untuk KPR serta melarang bank untuk memberikan kredit untuk membiayai down payment.
5) Syarat pencairan KPR adalah selesainya pembangunan objek properti yang didanai dan siap untuk diserahterimakan ke konsumen