Mohon tunggu...
rizkyfathonialmaliki
rizkyfathonialmaliki Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa

Seniman

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Buah dari kejujuran

19 Desember 2024   06:00 Diperbarui: 29 Desember 2024   12:56 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Muhammad Rizky Fathoni Al Maliki 

   Cerita ini berawal dari sebuah kisah di pesantren yang mana menggambarkan perjalanan seorang santri dalam menjalani kehidupan yang ada di pesantren.

   Sebelum saya awali dalam kisah ini terdapat 3 tokoh seorang santri,Anggap saja 3 santri itu bernama Momon,Basir,Juki.yang mana pada 3 santri itu ia memiliki keterbatasan dalam hartanya ketika di pesantren.

    Suatu ketika pada waktu menjelang malam,.Deng..Deng...Deng...bunyi alarm jam sampai 11 kali,menunjukan waktu pukul 11 malam.Nah pada waktu itu Momon,Basir,Juki sedang duduk di depan asrama sambil berbincang bincang membicarakan kenangan yg ada di rumah.

     "Eh...juk lho tau gak dulu ketika di rumah lho sering di marahin orang tuamu gara2 gak pernah pulang ke rumah,"ucap si Momon kepada Juki."hehehe iyha aq dulu kan pengen jadi anak punk".Jawab si juki.

"Hahaha.....anak punk kok penakut"(ucap si Basir kepada Juki).Mereke bertiga trus berbicara sambil bercanda sampai larut malam.

      Tak lama kemudian sangking banyaknya ketawa dan yang di bicarakan hingga perut mereka merasakan kelaparan.

     "Krucuk..krucuk...krucuk"(Bunyi suara cacing yg sedan melaksanakan demo besar2 ran karena sedang merasakan kelaparan di perut mereka).

       "Aduh....perutku kok lapar ya,malahan malam2 gini warung pndok banyak yang tutup"ucap si Momon."iya aq juga lapar"jawab si juki.

        "Krik...Krik...Krik......."waktu menjelang seperempat malam pun tiba,mereka bertiga berfikir bagaimana cara mengganjal rasa lapar yang ada di perut mereka,sambil melihat pohon mangga yang berada di depan rumah kyai.

   "Nah AQ punya ide..,gimana kalau kita makan buah mangga yang ada di depan rumah kyai"perkataan si Momon,"Nah cocok itu...gasss"jawab si juki dan Basir.

    Kemudian mereka bertiga mengambil

Secuil batu yang agak lumayan besar untuk di lemparkan menuju buah mangga yang mereka inginkan.

     Mereka pun melempar batu kecil itu mengarah ke buah mangga yang ia tuju.

    "Wusshhhh...suara lemparan batu secara bersamaan".

    Tiba - tiba batu yang mereka lempar mengeluarkan gaya pantulan sehingga mengenai pintu kamar mandi yang berada di samping rumah kyai untuk para tamu.

   "Jduaarrrrrrrrr"suara bunyi batu yg mengenai pintu.sangking kerasnya...sampai2 Mbah yai mendengar suara lemparan batu itu.

    Mbah yai pun keluar dari rumah sambil bicara."hayyoooo siapa tadi yang lemapar2 ran batu malam2..

    Sangking takutnya Momon dan Basir lari terbirit birit karena takut di marahi oleh mbah yai.

   Akan tetapi si juki tetap berdiri di tempat.badanya bergetar sambil mengulurkan keringat seperti orang mandi.

    Mbah yai memanggilnya,"ayo kesini nak.samean tadi yang lempar2 ran batu sampai kena pintu t?......".iyha Mbah yai,jawab si juki.

   Juki mengira bahwa panggilan dari Mbah yai menunjukan ia akan di kenakan sanksi yang berat.

    Kemudian Juki di suruh mbah yai menunggu di ruang tamunya,dan Mbah yai masuk ke kamar mengambil sesuatu.

   Tak di sangka ternyata Mbah yai di kamar tadi mengambil buah mangga yang hitungannya lumayan banyak.

   "Ini samean tak kasih buah mangga jangan bilang2 temanmu karena gak mau jujur"ucap Mbah yai,

   Juki pun terkejut dengan pemberian Mbah yang mana ia mengira akan di berikan sangsi yang berat ternyata malah di berikan buah mangga yang hitungannya lumayan banyak.

   "Alhamdulillah terima kasih Mbah yai"Ucap si juki.

        

   

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun