Mohon tunggu...
Muhammad Rizky Fajar Utomo
Muhammad Rizky Fajar Utomo Mohon Tunggu... Lainnya - Personal Blogger

part-time dreamer, full-time achiever | demen cerita lewat tulisan | email: zawritethustra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

#COLLABOWRITE 1 Bareng Kristi: Awas Perangkap Kebahagiaan!

7 November 2022   12:02 Diperbarui: 7 November 2022   12:09 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Bahagya" (Sumber: Karya Pribadi)

Tenu saja, karena orang dengan toxic positivity cenderung akan selalu memperlihatkan sisi baik dan positif yang ada dirinya namun di dalam hatinya berusaha mati-matian menahan emosi negatif untuk keluar. Ketika seseorang dengan toxic positivity secara gak sengaja mengeluarkan emosi negatif, maka dia akan merasa bersalah bahkan gak menutup kemungkinan juga dia akan merasa ada yang salah pada dirinya.

Kita perlu memahami bahwa dalam kehidupan, sebagalnya bisa terjadi dan apa yang terjadi pasti memberikan 'rasa' pada diri kita. Gak perlu sebenarnya untuk berusaha mengendalikan pikiran kita dan emosi kita agar selalu positif karena memang semua yang terjadi dalam hidup ini gak terduga. Justru yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kita menerima dan menyalurkan pikiran dan emosi kita pada saat kita sedang gak baik-baik saja tanpa harus merugikan orang lain atau bahkan hingga melanggar hukum. Kita juga perlu menanamkan dalam diri kita bahwa manusia sebagai makhluk hidup yang memiliki emosi, mengutarakan sebuah emosi negatif bukanlah hal yang buruk karena yaa memang ada kalanya manusia perlu mengeluarkan rasa marah, sedih, khawatir, kecewa bahkan frustasi supaya batin kita gak selalu tertekan.

Toh, dengan memahami bahwa hidup ini gak akan selalu baik dan positif, menerima hal-hal negatif dan mengeluarkan semua hal negatif tersebut, kita bisa menjalani hidup dengan perasaan lebih lapang, kan?

Kebahagiaan bukanlah kondisi alamiah manusia yang harus selalu dijalankan, terlebih lagi menuntut manusia untuk selalu bahagia adalah hal yang mustahil karena menjalani hidup berarti siap untuk berhadapan dengan semuanya dan menanggung apa yang akan kita dapatkan darinya; baik ataupun buruk. Mengejar kebahagiaan bukan berarti kita harus melawan kondisi alamiah kita yang sesungguhnya; bahwa memang gak apa-apa bagi kita sebagai manusia jika kita merasa gak bahagia atau gak baik-baik saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun