Mohon tunggu...
Muhammad Rizky Fajar Utomo
Muhammad Rizky Fajar Utomo Mohon Tunggu... Lainnya - Personal Blogger

part-time dreamer, full-time achiever | demen cerita lewat tulisan | email: zawritethustra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Viral: Arena Pertarungan Ideologi Budaya Pop Melalui Tren di Media Sosial

3 November 2021   12:37 Diperbarui: 3 November 2021   13:07 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah yang kemudian menjadikan ideologi tidak dapat dipisahkan dari aktivitas praktis kehidupan serta menyediakan aturan perilaku praktis dan tuntunan moral, yang mana dalam analisa Gramscian hal ini diibaratkan sebagai agama yang secara sekuler dipahami sebagai kesatuan keyakinan antara konsepsi dunia dan norma tindakan terkait.

Menurut Gramsci sendiri, semua orang bercermin dari dunia dan melalui common sense kebudayaan pop, mereka mengorganisasi kehidupan dan pengalaman mereka. Common sense sendiri adalah suatu kemampuan untuk mencerap atau mempersepsi dan memahami, serta memutuskan tentang sesuatu objek tertentu secara langsung. 

Dengan demikian, pengetahuan common sense adalah pengetahuan yang terjadi karena aktivitas kesadaran yang secara langsung mencerap objek, secara langsung memahami objek, dan secara langsung pula menyimpulkan serta memutuskan tentang objek yang ingin diketahui itu. 

Jika demikian halnya, objek adalah objek yang secara langsung dihadapi subjek, artinya dalam kurun waktu tertentu diketahui dan dialami bersama, sehingga common sense terjadi karena orang-orang memiliki kesan yang hampir sama terhadap objek itu.

Jadi, menurut Gramsci, mengutip Chris Barker dalam Cultural Studies: Teori dan Praktik, common sense merupakan arena krusial bagi konflik ideologis, bagi pertarungan ideologis, dan khususnya perjuangan untuk membentuk 'logika yang baik', yang mana bagi Gramsci tentu saja hal itu juga merupakan pengakuan atas karakter kelas dalam sistem kapitalisme.

Viral, sebagai arena pertarungan ideologi antar budaya pop dari berbagai 'figur' di media sosial merupakan tempat di mana para figur berlomba-lomba memperebutkan pengaruh di media sosial atas ideologi budaya pop yang dibawa masing-masing oleh mereka, dan common sense inilah yang menjadi arena krusial pada perjuangan ideologis tersebut karena menjadi lahan bagi hal-hal yang 'diterima apa adanya', suatu kesadaran praktis yang memandu tindakan dalam semesta keseharian; common sense menciptakan 'folklore' masa depan, yaitu suatu fase pengetahuan popular yang relatif rigid pada ruang dan waktu tertentu.

SUMBER:

Barker, Chris. 2013. Cultural Studies: Teori dan Praktik (terj. Nurhadi). Kreasi Wacana: Yogyakarta

Abbas Hamami. 2003. Common Sense dalam Epistemologi G.E. Moore: Sumbangannya bagi Filsafat Ilmu. Catatan Disertasi, UGM Press: Yogyakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun