Inilah yang kemudian menjadikan ideologi tidak dapat dipisahkan dari aktivitas praktis kehidupan serta menyediakan aturan perilaku praktis dan tuntunan moral, yang mana dalam analisa Gramscian hal ini diibaratkan sebagai agama yang secara sekuler dipahami sebagai kesatuan keyakinan antara konsepsi dunia dan norma tindakan terkait.
Menurut Gramsci sendiri, semua orang bercermin dari dunia dan melalui common sense kebudayaan pop, mereka mengorganisasi kehidupan dan pengalaman mereka. Common sense sendiri adalah suatu kemampuan untuk mencerap atau mempersepsi dan memahami, serta memutuskan tentang sesuatu objek tertentu secara langsung.Â
Dengan demikian, pengetahuan common sense adalah pengetahuan yang terjadi karena aktivitas kesadaran yang secara langsung mencerap objek, secara langsung memahami objek, dan secara langsung pula menyimpulkan serta memutuskan tentang objek yang ingin diketahui itu.Â
Jika demikian halnya, objek adalah objek yang secara langsung dihadapi subjek, artinya dalam kurun waktu tertentu diketahui dan dialami bersama, sehingga common sense terjadi karena orang-orang memiliki kesan yang hampir sama terhadap objek itu.
Jadi, menurut Gramsci, mengutip Chris Barker dalam Cultural Studies: Teori dan Praktik, common sense merupakan arena krusial bagi konflik ideologis, bagi pertarungan ideologis, dan khususnya perjuangan untuk membentuk 'logika yang baik', yang mana bagi Gramsci tentu saja hal itu juga merupakan pengakuan atas karakter kelas dalam sistem kapitalisme.
Viral, sebagai arena pertarungan ideologi antar budaya pop dari berbagai 'figur' di media sosial merupakan tempat di mana para figur berlomba-lomba memperebutkan pengaruh di media sosial atas ideologi budaya pop yang dibawa masing-masing oleh mereka, dan common sense inilah yang menjadi arena krusial pada perjuangan ideologis tersebut karena menjadi lahan bagi hal-hal yang 'diterima apa adanya', suatu kesadaran praktis yang memandu tindakan dalam semesta keseharian; common sense menciptakan 'folklore' masa depan, yaitu suatu fase pengetahuan popular yang relatif rigid pada ruang dan waktu tertentu.
SUMBER:
Barker, Chris. 2013. Cultural Studies: Teori dan Praktik (terj. Nurhadi). Kreasi Wacana: Yogyakarta
Abbas Hamami. 2003. Common Sense dalam Epistemologi G.E. Moore: Sumbangannya bagi Filsafat Ilmu. Catatan Disertasi, UGM Press: Yogyakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H