Mohon tunggu...
Rizky Arya Kusuma
Rizky Arya Kusuma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Belajar nulis.

Butiran debu dari jagad buana, sekadar berusaha bermanfaat bagi sesama.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukti yang Berbicara

13 Juni 2023   08:01 Diperbarui: 13 Juni 2023   08:05 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi, masalahnya, yang melapor ke saya bukan satu dua orang, ada lebih!" bantah sang guru BK.

"Wah, berarti percuma saja saya menjelaskan panjang lebar ke Ibu. Begini saja bu, memangnya mereka yang melapor ke Ibu punya bukti kalau saya yang mencuri dompet itu?" tanya Cipung yang hampir putus ada.

"Tidak ada, hanya kesaksian dari mereka," jawab guru BK.

"Beberapa waktu lalu ada video tiktok yang cukup viral, Bu. Video itu melihatkan seorang menteri yang menjawab tuduhan dari anggota dewan dengan kalimat kurang lebih seperti ini, 'Lho, ngapain saya harus membuktikan? Kan, yang nuduh mereka, silahkan mereka yang buktikan. Dalam hukum itu, kan, ada prinsip, beban pembuktian ada di pihak yang menuduh, bukan yang tertuduh,' jadi, Bu, saya setuju sama menteri itu, harusnya yang Ibu kejar adalah bukti dari mereka yang menuduh saya," ujar Cipung yang berusaha membela dirinya.

Perasaan cemas tidak bisa ditutupi Cipung. Namun, ia tetap berusaha tabah menghadapi fitnah yang mengarah padanya. Begitulah kiranya puisi Hujan Bulan Juni related dengan Cipung. "Tidak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni." Tetapi, bukan soal tabah menahan rasa rindu pada sang kekasih, melainkan tabah menghadapi fitnah yang sedang menimpanya.

Cipung kembali ke kelas dengan ekspresi datar. Kedatangan Cipung ternyata sudah ditunggu teman satu kelasnya. Sang ketua kelas, Nanda, berdiri di depan kelas dan memberi pengumuman, "Harusnya sekarang jam pelajaran matematika, tapi semua guru sedang rapat, jadi buat mengisi kekosongan, bagaimana kalau kita adakan forum membahas rumor yang sedang beredar baru-baru ini?" Tak perlu panjang lebar, satu kelas kompak menjawab, "Setuju!"

Forum pun dimulai oleh ketua kelas yang meminta klarifikasi langsung dari Cipung. Cipung pun memberi klarifikasi sebagaimana ia menjelaskan kepada guru BK. Mendengar jawaban yang dirasa agak masuk akal tersebut, kelas pun hening sejenak. Tak lama berselang, muncul suara lantang dari bangku belakang, "Teman-teman! Siapa yang masih ingat kemarin pak kepsek waktu ngasih kita tugas, ada seseorang yang maju ke depan?"

"Ya, benar! Aku ingat betul, itu si Cipung yang maju," sahut si A.

"Tadi waktu di parkiran, aku juga gak sengaja lihat ada dompet di dashboard sepedanya Cipung. Kalau nggak percaya, lihat saja!" tantang si B.

Nanda sang ketua kelas pun bergegas ke parkiran dan berlari ke motor Cipung. Ternyata benar, ada dompet warna cokelat di dashboard-nya. Nanda pun membawa dompet itu ke kelas dan menunjukkannya ke murid-murid lainnya, "Lihat ya teman-teman, ini jelas KTP-nya kepala sekolah!"

"Hahaha... Sudah jelas Cipung pelakunya!" sahut si C.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun