Sebagai contoh, ketika memasuki materi trigonometri para peserta didik harus mengetahui nilai perbandingan trigonometri. Trigonometri adalah ilmu yang mempelajari tentang sudut. Di dalam segitiga siku-siku terdapat dua sisi yang saling tegak lurus dan satu sisi terpanjang yang disebut hypotenuse. Trigonometri didefinisikan sebagai perbandingan dua sisi segitiga tersebut. Perbandingan trigonometri ada 6 macam, yaitu: sinus disingkat sin, kosinus disingkat cos, tangens disingkat tan atau tg, kotangens disingkat cot atau ctg, sekans disingkat sec, dan kosekans disingkat csc atau cosec.
Di dalam trigonometri sudut-sudut 0°, 30°, 45°, 60°, 90°, 120°, 135°, 150°, 180°, 210°, 225°, 240°, 270°, 300°, 315°, 330°, 360° disebut sudut-sudut istimewa. Jika panjang satu sisi segitiga istimewa ditetapkan maka panjang sisi yang lain dapat ditentukan dengan menggunakan sifat dari segitiga istimewa tersebut.
Ada banyak aplikasi trigonometri. Terutama adalah teknik triangulasi yang digunakan dalam astronomi untuk menghitung jarak ke bintang-bintang terdekat, dalam geografi untuk menghitung antara titik tertentu, dan dalam sistem navigasi satelit. Bidang lainnya yang menggunakan trigonometri termasuk teori musik, akustik, optik, analisis pasar finansial, elektronik, teori probabilitas, statistika, biologi, farmasi, kimia, teori angka, seismologi, meteorologi, berbagai cabang dalam ilmu fisika, arsitektur, ekonomi, teknik listrik, teknik mekanik, teknik sipil, grafik komputer.
Salah satu musuh terbesar para peserta didik adalah menghafal. Walaupun matematika dikenal sebagai ilmu yang sukar dipahami, akan tetapi banyak faktor yang dapat membantu memudahkan pemahaman matematika, salah satunya adalah dengan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika yang relevan sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga dapat lebih memudahkan peserta didik dalam memahami materi tersebut.
Persoalan di atas menarik perhatian penulis untuk membuat sebuah artikel yang berkaitan dengan penerapan alat peraga dalam pembelajaran matematika. Untuk lebih mudah dalam mengingat nilai perbandingan trigonometri sudut-sudut istimewa, kita dapat menggunakan jari-jari tangan dalam menghafalkan nilai perbandingan trigonometri sudut-sudut istimewa tersebut. Oleh sebab itu, dalam artikel ini penulis akan membahas mengenai "Penerapan Alat Peraga Jari untuk Menentukan Nilai Perbandingan Trigonometri Sudut-Sudut Istimewa dalam Pembelajaran Matematika". Sehingga dengan adanya artikel ini, diharapkan bisa membantu peserta didik lebih mudah dalam memahami materi trigonometri.
Alat Peraga
Pengertian Alat Peraga
Tugas guru adalah mengajar, yaitu menyampaikan atau menularkan pengetahuan dan pandangan (Rooijakkers, 1982: 1). Lebih lanjut dijelaskan bahwa mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasikan (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Salah satu cara diantaranya adalah mengajar dengan menggunakan alat peraga atau media.
Alat peraga adalah seperangkat benda konkret yang dirancang, dibuat atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam pembelajaran (Iswadji, 2003: 1). Menurut Sudjana (2002: 59), alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien. Ahli lain yaitu Engkoswara (1979: 52) memberikan definisi alat peraga yaitu alat bantu atau pelengkap yang digunakan guru atau siswa dalam belajar mengajar.
Dari definisi para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa alat peraga adalah segala sesuatu yang bisa digunakan dan dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan konsep-konsep pembelajaran dari materi yang bersifat abstrak atau kurang jelas menjadi nyata dan jelas sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian serta minat para siswa yang menjurus ke arah terjadinya proses belajar mengajar.
Alat peraga merupakan bagian dari media pembelajaran. Kata media sendiri berasal dari bahasa Latin yang berarti perantara atau pengantar. Menurut Sadiman (2002: 6), media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran terjadi.