Mohon tunggu...
Rizky Ardiyanthi
Rizky Ardiyanthi Mohon Tunggu... -

Privat Math Tutor.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

PENERAPAN ALAT PERAGA JARI UNTUK MENENTUKAN NILAI PERBANDINGAN TRIGONOMETRI SUDUT-SUDUT ISTIMEWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

21 Juli 2017   08:28 Diperbarui: 21 Juli 2017   09:14 24320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabel 1. Nilai Perbandingan Trigonometri Sudut-Sudut Istimewa

Rizky Ardiyanthi Putri

Pendidikan Matematika Universitas Indraprasta PGRI Jakarta

ABSTRAK: Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan alat peraga jari untuk menentukan nilai perbandingan trigonometri sudut-sudut istimewa dalam pembelajaran matematika. Penulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara kajian pustaka. Hasil penulisan ini menunjukkan bahwa untuk penggunaan alat peraga jari dapat membantu proses pembelajaran peserta didik dalam mengingat nilai perbandingan trigonometri sudut-sudut istimewa yang dilakukan dengan cara: 1) mengumpamakan setiap jari sebagai nilai perbandingan trigonometri, 2) setiap jari dan sela antara jari tersebut diumpamakan mempunyai besar sudut.

KATA KUNCI:     Alat Peraga Jari, Nilai Perbandingan Trigonometri, Sudut-Sudut Istimewa, Pembelajaran Matematika

Pendahuluan

Matematika berasal dan bahasa Latin yaitu manthanein atau mathemata yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Matematika merupakan ilmu logik, pola berfikir manusia yang pasti kebenarannya untuk membantu dalam memahami, menguasai, dan memecahkan permasalahan yang ada.

Matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran, ilmu sosial seperti ekonomi, dan psikologi. Matematika terapan, cabang matematika yang melingkupi penerapan pengetahuan matematika ke bidang-bidang lain. Para matematikawan juga bergelut di dalam matematika murni atau matematika untuk perkembangan matematika itu sendiri.

Untuk dapat memahami tentang dunia matematika, maka diperlukan niat dan usaha berupa proses belajar dan pembelajaran yang tekun dan teliti. Pembelajaran matematika merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik yang melibatkan pengembangan pola berfikir dan mengolah logika pada suatu lingkungan belajar yang sengaja diciptakan oleh pendidik dengan menggunakan cara-cara pembelajaran matematika serta memahami dan menerapkan cara memanfaatkan alat peraga sebagai alat bantu belajar metamatika agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang secara optimal dan peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien.

Salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah untuk melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan. Kemampuan berpikir matematika sangat diperlukan. Beberapa keterampilan berpikir yang dapat meningkatkan kecerdasan memproses adalah keterampilan berpikir kritis, keterampilan berpikir kreatif, keterampilan mengorganisir otak, dan keterampilan analisis. Kemampuan tersebut perlu dimiliki oleh peserta didik, sebab banyak sekali persoalan-persoalan dalam kehidupan yang harus dikerjakan dan diselesaikan. Oleh karena itu, kemampuan berpikir terutama yang menyangkut aktivitas matematika perlu mendapatkan perhatian khusus dalam proses pembelajaran matematika.

Namun, kenyataan di lapangan belum sesuai dengan yang diharapkan. Fokus dan perhatian pada upaya meningkatkan kemampuan berpikir matematika peserta didik masih jarang dikembangkan. Salah satu penyebab rendahnya penguasaan matematika peserta didik adalah pendidik dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir peserta didik dan kurang menerapkan alat peraga dalam pembelajaran matematika. Sebagai akibatnya motivasi belajar peserta didik menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan mekanistis. 

Sehingga para peserta didik merasa malas untuk mempelajari matematika karena terlalu banyak rumus dan para peserta didik menganggap bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang membosankan, sukar dipelajari, serta menakutkan. Mereka merasa tidak termotivasi untuk belajar matematika dan sulit untuk bisa menyenangi matematika sehingga pada akhirnya mengakibatkan hasil belajar matematika menjadi kurang memuaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun