Waktu terus berjalan seiring dengan tatanan bumi yang kita singgahi perlahan-lahan mengalami perubahan. Tempat yang kita pijak saat ini sudah tidak nampak seperti sedia kala. Pepohonan rimbun tergantikan dengan gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi.Â
Tanpa kita sadari, perubahan tersebut berdampak serius terhadap tatanan bumi yang kita tinggali ini apabila tidak diatasi dengan segera. Fenomena global warming semakin marak terjadi di berbagai belahan dunia yang mempengaruhi keseimbangan alam dan eksistensi kehidupan seluruh makhluk hidup di bumi.Â
World Meteorology Organization (WMO) atau Organisasi Meteorologi Dunia merilis State Of Climate Change 2021 yang menganalisis adanya peningkatan komponen gas rumah kaca yang menunjukkan angka tertinggi di tahun 2020 dan terus berlanjut hingga tahun 2021.Â
Terperangkapnya komponen gas rumah kaca di lapisan troposfer bumi yang menjadi salah satu penyebab kenaikan suhu bumi. Kenaikan suhu ini dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global di berbagai penjuru dunia.Â
Oleh karena itu, peningkatan komponen gas rumah kaca tersebut menandakan bahwa bumi tidak dalam kondisi yang baik-baik saja.
Pemanasan global atau global warming ini tidak bisa dianggap sepele oleh seluruh makhluk hidup yang ada di bumi ini, terutama kita sebagai manusia.Â
Pemanasan global akibat efek rumah kaca yang berlebihan pada atmosfer bumi dipercaya oleh ilmuwan sebagai salah satu penyebab terjadinya perubahan iklim global secara ekstrem ini.Â
Dampak pemanasan global yang berlangsung cukup lama dapat mempengaruhi seluruh aktivitas di bumi dan seisinya. Tak hanya berdampak terhadap manusia, namun juga eksistensi satwa yang hidup di bumi ini. Ketika pemanasan global terjadi, hewan-hewan cenderung melakukan migrasi ke arah pegunungan atau kutub.Â
Namun, pembangunan di sekitar mereka menghalangi migrasi yang terjadi.Beberapa spesies hewan di dunia diketahui sangat sensitif terhadap kenaikan suhu dan kerusakan alam yang terjadi, sehingga mereka yang tidak mampu untuk beradaptasi atau bermigrasi secara cepat akan mengalami penurunan populasi.Â
Berikut ini adalah beberapa spesies hewan yang terancam punah apabila pemanasan global tidak segera diatasi.
Koala (Phascolarctos cinereus)
Pemanasan global juga dapat berdampak terhadap populasi koala yang menjadi salah satu satwa khas Australia. Daun eukaliptus, salah satu makanan utama koala, mengalami penurunan nutrisi yang disebabkan oleh tingginya karbondioksida di atmosfer.Â
Udara panas dan kering dapat memicu kebakaran hutan yang merusak habitat dari koala dan membuat membuat hewan-hewan yang hidup di hutan harus melakukan migrasi. Namun, habitat baru belum tentu membuat koala dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Beruang Kutub (Ursus maritimus)
Musim panas yang berjalan dalam waktu yang lebih lama menyebabkan sebagian es di Samudra Arktik mencair. Habitat dari beruang kutub (Ursus maritimus) menjadi terganggu.Â
Beruang kutub tak hanya harus beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, tetapi juga dengan cara mereka mencari mangsa. Kondisi ini membuat beruang kutub harus mencari mangsa di darat, dengan cara bermigrasi, yang sangat berisiko bagi keseimbangan ekosistem.Â
Penguin Adelie (Pygoscelis adeliae)
Perubahan iklim akibat pemanasan global membuat populasi penguin adelie yang banyak ditemukan di Antartika semakin terganggu.Â
Di Semenanjung Antartika Barat, daerah yang menerima panas  paling cepat di bumi, mengalami perubahan habitat sebagai salah satu tempat untuk kelangsungan hidup satwa yang tinggal disana.Â
Tempat bertelur penguin adelie di daerah pesisir menjadi kurang kondusif untuk dijadikan habitat bagi anak penguin yang masih kecil. Suhu laut yang lebih hangat juga dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penguin menemukan mangsa seperti ikan kecil.
Dampak yang dihasilkan dari pemanasan global ini tak hanya berdampak terhadap aktivitas manusia, tetapi juga habitat dari satwa yang ada di alam. Beberapa satwa di alam sulit menghindar dari efek pemanasan global sebab mereka juga turut kehilangan habitat yang menjadi tempat tinggal mereka. Mereka terus mencari tempat yang sesuai bagi keberlangsungan hidupnya, namun itu bukanlah hal yang mudah.Â
Kita sebagai manusia, hendaknya membantu satwa-satwa yang ada di alam supaya dapat menemukan tempat tinggal yang sesuai bagi kelangsungan hidup mereka. Namun, kita juga tidak dapat membiarkan pemanasan global ini terjadi secara terus-menerus.Â
Pemanasan global yang terjadi ini tidak dapat didiamkan begitu saja. Diperlukan usaha yang maksimal untuk dapat mengatasi permasalahan pemanasan global karena tampak sulit untuk diselesaikan hingga saat ini.Â
Walaupun tampak sulit, kita dapat mengurangi efeknya terlebih dahulu. Efek dari pemanasan global harus segera ditangani mulai dari akarnya. Kita harus mencari tahu tindakan atau aktivitas apa yang memicu efek gas rumah kaca secara berlebihan sehingga menyebabkan pemanasan global.Â
Selain itu, dengan perkembangan teknologi yang canggih saat ini, kita dapat memanfaatkan teknologi yang berwawasan lingkungan dan menjalankan prinsip daur ulang serta mengurangi penggunaan sumber daya alam yang tidak perlu. Â
Sebagai manusia yang tinggal di bumi ini, kita harus membangun kesadaran untuk mempertahankan tempat yang kita dan satwa lain singgahi saat ini demi masa depan yang masih panjang.Â
Kesadaran akan menjaga keindahan bumi ini perlu kita bangun sejak dini. Apabila bumi ini tidak dijaga dengan sebaik-baiknya, maka pemanasan global yang berkepanjangan dapat merubah seluruh tatanan bumi ini dan mengakibatkan kepunahan terhadap satwa yang ada di bumi.Â
Oleh karena itu, marilah kita belajar untuk merefleksikan diri terhadap apa yang telah kita lakukan, kemudian membangun kesadaran diri akan keberlanjutan ekosistem bagi generasi yang akan datang.
Referensi
Bestari, N. P. (2022, Mei 20). Bikin Cemas, Riset Ini Bukti Bumi Sedang Tidak Baik-baik Saja. Diambil kembali dari CNBC Indonesia: https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220520101913-37-340399/bikin-cemas-riset-ini-bukti-bumi-sedang-tidak-baik-baik-saja
Faradiba, N. (2021, Oktober 31). 5 Hewan yang Terancam Punah Akibat Pemanasan Global. Diambil kembali dari Kompas.com : https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/31/183100423/5-hewan-yang-terancam-punah-akibat-pemanasan-global?page=all
Pratama, R., & Parinduri, L. (2019). Penanggulangan Pemanasan Global. Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 1, 91-95.
Wibowo, W. (2022, Mei 19). 5 Hewan Ini Terancam Punah Akibat Pemanasan Global. Diambil kembali dari SindoNews.com : https://sains.sindonews.com/read/774021/766/5-hewan-ini-terancam-punah-akibat-pemanasan-global-1652961915?showpage=all
WMO. (2021). State of Climate in 2021: Extreme events and major impacts. Geneva: World Meteorological Organization (WMO).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H