Mohon tunggu...
Rizky Amalia
Rizky Amalia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Man jadda wajadda

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Peran NU dalam Tata Kelola Pemerintahan

20 Juni 2020   16:25 Diperbarui: 20 Juni 2020   16:22 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Organisasi Kemasyarakatan atau yang disingkat ormas menurut Perpu No. 2/2017
adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan
kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk
berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.

Banyak sekali organisasi masyarakat yang ada di Indonesia salah satunya adalah
organisasi Islam. Islam adalah agama yang universal yang mengatur semua aspek kehidupan
di dunia.

Banyak sekali organisasi islam yang ada di Indonesia salah satunya adalah SI
(Syarikat Islam) yang berorientasi politik dengan cikal bakal dari syarikat Dagang Islam
yang berorientasi pada bisnis yang tidak lepas dari motivasi kuat untuk
mengimplementasikan ajaran-ajaran Islam dalam berbagai aspeknya.

Selain itu, terdapat
ormas islam Muhammadiyah yang bergerak pada sosial keagamaan dan dakwah dan
Nadhatul Ulama (NU) yang sering dikatakan sebagai organisasi masa Islam tradisional yang
mengembangkan empat mazhab.

Perjalanan bangsa Indonesia selama kurang lebih enam dasawarsa dalam
mengisi kemerdekaan ternyata sedang dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang
krusial, seperti tingginya angka kemiskinan, praktik korupsi, mafia anggaran, mafia hukum,
dan lain-lain. Permasalahan itu ternyata memberi dampak terhadap pelapukan proses
keadaban bangsa kita, tertutama alam membangun kesadaran yang berlandaskan pada
moralitas. (Masmuni Mahatma 2017, 32)

Nadhatul Ulama (NU) merupakan ormas Islam terbesar di Indonesia. Potensi yang
besar ini jika dimanfaatkan dengan maksimal bisa memberikan efek positif dalam
pembangunan Indonesia.

Peranan yang sangat urgen ini telah dipikul dan laksanakan oleh
ormas nadhatul ulama selama puluhan tahun semenjak organisasi ini didirikan oleh kyai
Hasyim Asy'ari.

Berdirinya Nadhatul Ulama diprakarsai oleh lima belas kiai terkemuka,mereka berkumpul di rumah K. H. Wahab Hasbullah di Kertopaten Surabaya, sebagian besar mereka datang dari Jawa Timur dan masing-masing adalah tokoh pesantren.

Dari dimensi sosial keberadaan Nadhatul Ulama merupakan upaya peneguhan
kembali semua tradisi keagamaan dan sosial yang sebenarnya telah melembaga dalam
jaringan struktur dan pola kepemimpinan yang mapan.

Lembaga-lembaga pesantren, kiai, santri, dan jamaah yang tersebar di tanah air sebagai unit komunitas sosial budaya
masyarakat Islam, menjadikan Nadhatul Ulama tidak terlalu sulit dalam menyebarkan sayap
organisasinya.

Sifat penyatuan lingkungan itu akan menimbulkan interaksi sosial antara
pesantren dengan penduduk setempat serta membentuk pola kepemipinan sosial yang
berpusat pada kiai. (Yovenska L. Man 2018, 143-144)

Nadhatul Ulama sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia ikut bertanggung
jawab untuk memberikan kontribusinya dalam mewujudkan cita-cita keadaban bangsa.
Sebab NU dilahirkan tidak hanya ditunjukan kepada jamaahnya, namun bagaimana NU bisa
memberikan sumbangsih kepada bangsa.

Dan NU telah berusaha ikut serta dalam
menwarkan jalan keadaban yang bisa diberikan kepada umat maupun bangsa ini sedari awal
sejarah kelahiran dan dinamika eksistensinya. (Masmuni Mahatma 2017, 32)

Berbeda dengan organisasi-organisasi tradisional lain, NU tidak hanya mangakui
sebagai penganut paham Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah, tetapi juga mengembangkannya
secara lebih komprehensif. Bagi ulama-ulama NU, Aswaja adalah corak keberagaman umat
Islam, baik pemahaman maupun praktik yang didasarkan atas tradisionalisme mazhabiyah.

Tujuan NU sendiri terhadap paham sosial keagamaan yang melekat adalah
berlakunya ajaran Islam yang menganut faham Ahlusunnah wal-Jama'ah dalam rangka
mewujudkan tatanan masyarakat berkeadilan dan kemaslahatan , kesejahteraan umat dan
tercapainya rahmat bagi semesta. Untuk merealisasikan tujuannya tersebut, NU melaksanakan
usaha-usaha sebagai berikut.

1)Di bidang agama, NU mengupayakan terlaksananya ajaran Islam yang menganut
faham Ahlusunnah Wal Jama'ah;

2) Di bidang pendidikan, pengajaran dan kebudayaan, NU
mengupayakan terwujudnya penyelengaraan pendidikan dan pengajaran serta
pengembangan kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam untuk membina uat agar
menjadi muslim yang takwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas dan terampil, serta
berguna bagi agama, banga dan Negara;

3) Di bidang sosial, NU mengupayakan dan
mendorong pemberdayaan di bidang kesehatan, kemaslahatan dan ketahanan keluarga, dan
pendampingan masyarakat yang terpinggirkan;

4) Di bidang ekonomi, NU mengupayakan peningkatan pendapatan masyarakat dan lapangan kerja atau usaha untuk kemakmuran
yang merata;

5) NU juga mengembangkan usaha-usaha lain melalui kerjasama dengan pihak
dalam dan luar negeri yang bermanfaat bagi masyarakat banyak guna terwujudnya Khairah
Ummah;

6) NU juga bercita-cita mewujudkan hubungan antar bangsa yang adil, damai, dan
mausiawi, menuntut saling pengertian dan saling memerlukan. (Masmuni Mahatma 2017,
39-40)

Sebagai ormas Islam terbesar, Nadhatul Ulama memiliki urgensi yang sangat besar
dalam membangun pemerintahan di Indonesia. Banyak sekali peran dan jasa yang
disumbangkan oleh nadhatul ulama bagi negara Indonesia baik dari sisi aspek sosial, politik,
pendidikan maupun dari sisi ekonomi.

Dari sisi sosial peranan nadhatul ulama terlihat
upaya peneguhan kembali semua tradisi keagamaan dan sosial yang sebenarnya telah
melembaga dalam jaringan struktur dan pola kepemimpinan yang mapan. Dari sisi politik
nadhatul ulama menjadi tongak garda terdepan menjaga keutuhan NKRI dari paham paham
yang berbahaya. (Yovenska L.Man 2018, 152-153)

Perjalanan Nadhatul Ulama yang awalnya banyak bernafas politik Praktis, kemudian
berganti haluan dengan menitik beratkan pada aktifitas sosial keagamaan.

Dalam dunia
pendidikan nadhatul ulama ikut memberikan sumbangsih jasa yang sangat besar dalam
mencerdaskan anak bangsa Indonesia, antara lain dengan memberikan lembaga pendidikan
baik formal maupun informal.

Dalam aspek ekonomi kerakyatan nadhatul ulama ikut andil
dalam meningkatkan taraf perekonomian rakyat Indonesia dengan didirikannya
lembagalebaga keuangan yang berbasis syari'ah.


Dalam rangka mewujudkan semuanya, kekuasaan bukan jalan pintas yang harus
ditempuh. Ia semata salah satu media. Akan tetapi, pendekatan kultural dan sikap
merakyatnya organisasi NU bisa menjadi alternatif sekaligus menumbuhkan kebiwaan
tersendiri bagi NU, meskipun akhir-akhir ini NU agak terjebak dalam situasi sangat
dilematis dan krusial.

Di satu sisi NU tidak ingin terlibat praktis dalam perpolitikan tapi di
pihak lain "syahwat politik" para tokoh NU sangat sulit dibendung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun