Mohon tunggu...
Alfatur Rizky
Alfatur Rizky Mohon Tunggu... Lainnya - Suka bercerita dalam tulisan

Journalis part in AJNN.NET | Founder RISOOLL | Coffee Maker and Connoisseur | Writer story Julian and Rania, Make You a Ring, Wedding Day, The Cronicles of Phoenix, Italian, Dimata Andreas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cua

12 Desember 2023   02:39 Diperbarui: 12 Desember 2023   03:44 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto : Dokumen Pribadi

Setiap malam, aku tak pernah bisa lelap lagi, aku hanya berada di depan karpet berkubah Ka'bah. Sudahkah yang kulakukan ini benar? Mengapa aku selalu disakiti, mengapa aku selalu disiksa, padahal aku sudah berjanji tak menyiksa lagi. Aku tak ingin tanganku berdarah, aku tak ingin leher yang memar, aku tak ingin kaki lumpuh, aku tak ingin mata yang buta arah. Aku tidak mau merasakan hal yang sama seperti lalu.

Sudahkah ini benar? Sudahkan aku dijalan yang lurus saat ini? Apakah tegukan air murni itu sejukkan hati?

Mengapa aku sangat gagap ketika jabarah tangan lain berusaha menggapaiku? kenapa aku sangat takut? kenapa pula aku sedih kembali? apakah aku pantas lagi kembali kesana? mungkinkan itu perintah?

Padahal aku sudah sadar matahari terbit dihatiku, tapi kenapa saja aku masih sangat ketakutan? mengapa Luka Baru ini sangat sakit? apa kurang usahaku dalam memanjat tangga berduri ini? apa aku tak punya Buraq bersayap? apakah aku kurang sehat untuk dia? Kenapa ibu dan ayah tak pernah menghentikan langkahku lagi? mengapa semua yang aku hadapi bagaikan seolah-olah aku hanya tawanan di rutan neraka sana?

Sudah aku sehat!

Siapa pula yang ingin demikian? Kenapa masih ku sebutkan serukan tanda tanya dari semua keluh kesah ini? GERAAAAMMMM AKU. Aku buta langkah lagi, aku masih saja bersemayam dalam liang kubur. Kenapa tak ada yang melihatku lagi? kenapa aku masih tak sadarkan diri?

Sudahkah cukup sampai disini saja? sudahkan berhenti saja? Meski itu harus membunuhku, mesti kemana lagi langkah ini. Koridor yang dulunya terang, kenapa sudah gelap sekali, kenapa semua lampu itu mati?

Takut sekali aku. Mengapa Dia begitu jahat kepadaku, kenapa aku selalu ditinggalkan hanya sekedar kata Hai, hallo, apa kabar, dan bagaimana kamu>>

aku bingung kurang apa usahaku agar engkau melihatku, mengapa harus aku yang kau raih saat itu, kenapa bukan orang lain saja. Aku memang tidak pantas, apakah aku orang yang selalu gagal dimata dia.

Sudah cukupkan aku bahagia, kenapa selalu aku saja yang selalu gagap dalam kendaraan itu. Mengapa pula engkau berika hangatnya hari itu. Aku tidak ingin demikian, tapi aku mau. Ini sudah bagaikan lingkaran setan bagiku. Aku rela tinggalkan semua, hanya untuk bisa bahagia denganmu.

Salahkah aku, salahkah langkahku, aku sudah lelah. Tak tahu harus bercerita dengan siapa lagi. Air mata ini sudah habis, tapi entah kenapa darah pula yang keluar setetes. Kenapa perih sekali. Kenapa setiap aku yang perbaiki dia rusak. Aku sudah paku semua. Gelas ini masih penuh anggur itu, kenapa pula kau hempas. Kurangkah mawar yang kuberikan? kurangkah lembar hijau yang kuberikan, apakah harus keberikan semuanya kepadamu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun