Sablon polyflex telah menjadi pilihan populer di kalangan desainer kaos dan pelaku industri fashion karena hasilnya yang rapi dan kualitas bahan yang tahan lama. Akan tetapi, meski mempunyai banyak kelebihan, kekurangan sablon polyflex juga harus di ketahui sebelum anda menggunakan sablon ini.
Teknik ini menggunakan bahan vinyl yang dipotong sesuai dengan desain, lalu diterapkan pada kain menggunakan mesin press panas. Hasil akhir sablon polyflex terlihat jelas dan berwarna cerah, memberikan efek yang menarik pada berbagai jenis pakaian. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai kekurangan sablon polyflex yang penting untuk anda ketahui.
Kekurangan Sablon Polyflex
Berikut ini kami akan jelaskan tentang kekurangan sablon polyflex.
1. Tidak Cocok untuk Desain yang Sangat Rumit
Salah satu kekurangan utama sablon polyflex adalah ketidakmampuannya untuk mencetak desain yang sangat rumit. Karena polyflex menggunakan bahan vinyl yang dipotong sesuai desain, semakin kompleks desainnya, semakin sulit untuk memotong dan menempelkan elemen elemen kecil tersebut secara tepat.
Desain yang melibatkan banyak detail atau gradasi warna tidak dapat tercetak dengan baik menggunakan teknik polyflex. Hal ini membatasi jenis desain yang dapat diaplikasikan dengan metode ini, terutama untuk karya seni dengan banyak warna atau nuansa halus
2. Tidak Fleksibel pada Kain yang Lebih Tipis
Sablon polyflex memiliki kekurangan ketika diterapkan pada kain yang sangat tipis atau ringan. Karena bahan polyflex cukup tebal, teknik ini lebih cocok untuk kain yang sedikit lebih tebal, seperti katun berkualitas baik. Pada kain tipis atau elastis, polyflex bisa terasa kaku dan mengurangi kenyamanan pemakai.
Bahan vinyl yang digunakan pada sablon polyflex juga dapat menyebabkan kerutan pada kain jika tidak diterapkan dengan hati-hati. Oleh karena itu, untuk pakaian berbahan tipis seperti kaos berbahan dasar viscose atau polyester, sablon polyflex mungkin tidak memberikan hasil yang optimal.
3. Proses Pembuatan yang Relatif Lama
Meskipun sablon polyflex menghasilkan hasil yang sangat rapi dan kuat, proses produksinya cenderung lebih lama dibandingkan dengan teknik sablon lainnya seperti sablon screen printing. Setiap elemen desain perlu dipotong satu per satu menggunakan mesin pemotong khusus, yang dapat memakan waktu, terutama untuk desain yang lebih besar atau lebih kompleks.
Proses ini membutuhkan ketelitian dan kesabaran, yang membuat sablon polyflex kurang efisien untuk produksi massal dalam waktu singkat. Jika anda membutuhkan banyak kaos dengan desain yang sama dalam waktu cepat, metode lain seperti sablon screen printing atau sablon DTG mungkin lebih cocok.
4. Hanya Cocok untuk Desain dengan Warna Solid
Sablon polyflex memiliki keterbatasan dalam hal pewarnaan. Teknik ini lebih cocok untuk desain dengan warna solid yang jelas dan tegas. Karena bahan polyflex berupa lembaran vinyl yang dipotong, tidak mungkin untuk mencetak desain dengan gradasi warna atau efek transisi halus.
Jika desain anda melibatkan perubahan warna yang bertahap atau efek bayangan yang lembut, sablon polyflex bukan pilihan terbaik. Teknik sablon lain seperti DTG (Direct to Garment) lebih ideal untuk desain dengan warna gradasi atau gambar foto.
5. Batasan dalam Ukuran Desain
Ukuran desain pada sablon polyflex juga terbatas. Meskipun sablon ini efektif untuk mencetak desain kecil hingga menengah, desain dengan ukuran besar bisa sulit untuk diterapkan dengan baik. Pemotongan bahan vinyl dalam ukuran besar dapat menyebabkan ketidakrataan atau kesulitan dalam menempelkan desain secara sempurna pada kain.
Hal ini membatasi kreativitas dalam membuat desain besar yang akan menutupi sebagian besar permukaan pakaian. Untuk desain yang membutuhkan area cetak yang sangat besar, sablon screen printing atau sablon DTG lebih memungkinkan untuk mencetak gambar dalam ukuran besar tanpa hambatan.
6. Pengaruh pada Elastisitas Kain
Polyflex cenderung mengurangi elastisitas kain, terutama jika desainnya besar dan diterapkan pada area yang luas. Karena bahan vinyl yang digunakan cukup kaku, pakaian yang menggunakan sablon polyflex bisa menjadi kurang fleksibel atau kurang nyaman saat dikenakan.
Pakaian dengan desain sablon polyflex akan terasa lebih berat dan kurang lentur dibandingkan dengan pakaian yang dicetak menggunakan teknik lain yang lebih ringan, seperti sablon DTG. Hal ini dapat mengurangi kenyamanan pemakai, terutama jika kaos tersebut digunakan untuk aktivitas yang membutuhkan banyak gerakan, seperti olahraga atau aktivitas luar ruangan.
7. Biaya Lebih Tinggi untuk Produksi dalam Jumlah Besar
Meskipun sablon polyflex menghasilkan desain yang tajam dan berkualitas tinggi, biaya produksi bisa lebih tinggi dengan teknik sablon lainnya, terutama untuk pesanan dalam jumlah besar. Setiap desain perlu dipotong dan diterapkan satu per satu, yang memerlukan lebih banyak waktu dan tenaga.
Bahan vinyl yang digunakan juga cukup mahal, yang dapat meningkatkan biaya produksi. Oleh karena itu, untuk anda yang memiliki pesanan dengan jumlah besar, biaya produksi untuk sablon polyflex bisa menjadi lebih mahal dibandingkan dengan sablon lain yang lebih efisien untuk produksi massal, seperti screen printing.
Kesimpulan
Sablon polyflex memberikan banyak kelebihan, seperti hasil cetakan yang rapi dan tahan lama. Namun, teknik ini juga memiliki sejumlah kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Keterbatasan dalam hal desain rumit, penggunaan pada kain kaos tipis, serta proses yang lebih lama menjadi beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebelum memilih sablon polyflex untuk produksi.
Meskipun demikian, sablon polyflex tetap menjadi pilihan yang baik untuk desain dengan warna solid, desain kecil hingga menengah dan kaos yang membutuhkan hasil cetakan kuat dan tahan lama.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H