Mohon tunggu...
Rizky Akbar
Rizky Akbar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Bismillahirrahmanirrahim

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Agama Islam dalam Membangun Solidaritas Sosial

17 Juni 2021   00:07 Diperbarui: 17 Juni 2021   00:34 1207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah solidaritas sosial berasal dari dua suku kata, pertama adalah kata "Solidaritas", dan kedua adalah "Sosial". Dalam KBBI dijelaskan bahwa solidaritas diambil dari kata solider yang berarti ungkapan, perasaan yang keluar dari dalam seseorang atau memperliatkan perasaan bersatu, sementara "Sosial" sekumpulan baik itu berupa interaksi, tatanan kemasyarakatan. Sehingga jika dua suku kata tersebut dirangkai akan menghasilkan satuan makna; "Perasaan atau ungkapan dalam sebuah kelompok yang dibentuk oleh kepentingan bersama" (Scott, 2012).

Solidaritas sosial merupakan konsep Emile Durkheim dalam mengembangkan teori Sosiologi. Menurut Emile Durkheim, solidaritas sosial adalah kesetiakawanan yang menunjuk pada satu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. (Jones, Bradbury, & Le Boutillier, 2009). Berdasarkan teori solidaritas Emile Durkheim peneliti menggunakan tiga indikator: (1) Saling tolong-menolong; (2) Perasaan persaudaraan; (3) Sharing / Caring (berbagi dan peduli) (Habibie, 2015).

Nilai-Nilai Agama Islam dalam Berbagai Aspek Kehidupan Sosial

Nilai merupakan sesuatu yang diinginkan sehingga melahirkan tindakan pada diri seseorang. Dengan kata lain, nilai sesungguhnya hanya dapat lahir kalau diwujudkan dalam praktik tindakan.Dalam realitasnya nilai memiliki pengaruh dalam mengatur pola tingkah laku, pola berpikir dan pola bersikap.

Agama berpengaruh sebagai motivasi dalam mendorong individu untuk melakukan suatu aktivitas, karena perbuatan yang dilakukan dengan latar belakang keyakinan agama dinilai mempunyai unsur kesucian, serta ketaatan. Keterkaitan ini akan memberi pengaruh diri seseorang untuk berbuat sesuatu. Sedangkan agama sebagai nilai etik karena dalam melakukan sesuatu tindakan seseorang akan terikat kepada ketentuan antara mana yang boleh dan mana yang tidak boleh menurut ajaran agama yang dianutnya. Penanaman nilai-nilai keagamaan dapat dilihat dalam berbagai aspek kehidupan diantaranya:

Pendidikan

Penanaman nilai-nilai keagamaan dalam pendidikan dilakukan melalui metode Pendidikan Islami sebagai berikut:

Metode Keteladanan (Uswah Hasanah). Metode ini merpakan metode yang paling unggul. Melalui metode ini para orang tua, pendidik memberi contoh atau teladan terhadap anak atau peserta didiknya bagaimana cara berbicara, berbuat, bersikap, mengerjakan sesuatu atau cara beribadah dan sebagainya.

Metode Pembiasaan. Pembiasaan merupakan proses penanaman kebiasaan. Untuk melaksanakan tugas atau kewajiban secara benar dan rutin terhadap anak atau peserta didik diperlukan pembiasaan. Misalnya agar anak atau peserta didik dapat melaksanakan shalat secara benar dan rutin maka mereka perlu dibiasakan shalat sejak masih kecil, dari waktu ke waktu.

Metode Nasihat. Metode inilah yang sering digunakan oleh para orangtua, pendidik, dan da'i terhadap anak atau peserta didik dalam proses pendidikannya. Di dalam jiwa terdapat pembawaan untuk terpengaruh oleh kata-kata yang di dengar. Pembawaan itu biasanya tidak tetap, dan oleh karena itu kata-kata harus diulang-ulang.

Metode memberi perhatian Metode ini biasanya berupa pujian dan penghargaan. Maksud dari pendidikan perhatian adalah senantiasa mencurahkan perhatian penuh dan mengikuti perkembangan anak dan mengawasinya dalam membentuk akidah, akhlak, mental, sosial dan juga terus mengecek keadaannya dalam pendidikan fisik dan intelektualnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun