Mohon tunggu...
Rizky Akbar
Rizky Akbar Mohon Tunggu... Freelancer - PJJ Komunikasi - Unsia

pecinta ketenangan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsistensi Jurnalis dalam Menjalankan Prinsip - Prinsip Jurnalisme di Persimpangan Era Digital

6 Desember 2024   00:02 Diperbarui: 6 Desember 2024   00:02 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama: Rizky Akbar Perdhana

NIM: 240501010007

Tugas 1 Dasar-Dasar Jurnalistik KM 102

 
Konsistensi Jurnalis dalam Menjalankan Prinsip-Prinsip Jurnalisme di Persimpangan Era Digital

Jurnalisme memiliki peran penting sebagai pilar demokrasi. Untuk memastikan perannya berjalan sesuai dengan fungsi, adapun 10 prinsip jurnalisme menurut Bill Kovach dan Tom Rosentiel yang menjadi landasan etis dan operasional dimana harus dipegang teguh oleh para jurnalis. Prinsip-prinsip ini mencakup kebenaran, loyalitas kepada masyarakat, independensi, pengawasan terhadap kekuasaan, forum kritik, relevansi, proporsionalitas, dan tanggung jawab pribadi. Namun, seiring berkembangnya zaman dan tantangan media modern, masihkah prinsip-prinsip tersebut dijalankan secara konsekuen?

Adapun beberapa prinsip-prinsip yang masih dijunjung oleh para jurnalis, yaitu

1.Kebenaran

banyak jurnalis tetap berupaya menyajikan fakta yang dapat diverifikasi. Investigasi mendalam oleh media seperti Tempo di Indonesia dan ProPublica di Amerika Serikat menunjukkan bahwa ada upaya serius untuk menjunjung tinggi kebenaran.

2.Loyalitas kepada Publik

Media besar masih berkomitmen pada prinsip ini, terutama dalam menyoroti isu-isu yang berdampak luas, seperti korupsi atau pelanggaran HAM. Namun, tekanan finansial sering kali memaksa media untuk mendahulukan kepentingan pemilik modal atau sponsor dibanding kepentingan publik.

3.Forum Kritik dan Komentar

Dengan perkembangan teknologi, forum diskusi publik semakin diperluas melalui platform digital. Artikel opini, kolom komentar, dan program diskusi televisi masih menjadi ruang bagi masyarakat untuk mengkritik kebijakan atau fenomena sosial.

4.Prioritas yang Relevan

Media masih sering menyoroti isu-isu mendesak seperti bencana alam, pandemi, dan perubahan iklim. Namun, tantangan muncul ketika algoritma media sosial mendorong jurnalis untuk memprioritaskan konten viral ketimbang isu yang lebih substansial.

Adapun beberapa prinsip-prinsip yang mulai pudar, yaitu:

1.Independensi

Independensi adalah salah satu prinsip yang semakin sulit dipertahankan. Banyak media yang berada di bawah kendali korporasi besar atau memiliki afiliasi politik. Kondisi ini menyebabkan bias dalam pemberitaan, di mana kepentingan sponsor atau pemilik modal lebih diutamakan daripada kepentingan publik.

2.Proporsionalitas

Prinsip ini sering kali dikorbankan dalam era clickbait. Judul bombastis, berita sensasional, dan minimnya kedalaman liputan menunjukkan bahwa prinsip proporsionalitas mulai luntur. Fokus pada trafik dan keuntungan membuat isu-isu penting tenggelam di antara berita hiburan atau gosip selebriti.

3.Pengawasan terhadap Kekuasaan

Sebagai "anjing penjaga" kekuasaan, media seharusnya berani mengungkap penyimpangan. Namun, di beberapa negara, termasuk Indonesia, tekanan politik, ancaman hukum, dan ketakutan akan kriminalisasi membuat media cenderung berhati-hati atau bahkan memilih diam terhadap isu tertentu.

Meski begitu, beberapa prinsip tetap relevan dan dapat diperkuat dengan teknologi. Forum kritik dan komentar, misalnya, semakin meluas dengan adanya media sosial. Masyarakat kini memiliki akses langsung untuk menyampaikan kritik atau pandangan mereka terhadap isu-isu tertentu.

Prinsip memberikan relevansi dan kepentingan juga masih dijalankan, terutama dalam liputan mendalam tentang bencana alam atau pandemi. Namun, konsistensi ini perlu didukung oleh keberanian media untuk melawan arus viral demi menyajikan berita yang benar-benar penting.

Era digital membawa tantangan baru yang menguji konsistensi penerapan prinsip jurnalisme. Monetisasi konten, persaingan dengan media sosial, dan ancaman keamanan bagi jurnalis menjadi tantangan besar. Selain itu, kemudahan distribusi informasi di media sosial memunculkan fenomena "jurnalisme warga," yang terkadang tidak mematuhi standar etika jurnalisme profesional.

Agar tetap relevan, jurnalisme harus kembali ke akar prinsipnya: mengutamakan kebenaran, menjaga independensi, dan melayani masyarakat. Jurnalis harus berani menghadapi tekanan politik maupun ekonomi untuk memulihkan kepercayaan publik. Sebab, hanya dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip jurnalisme, media dapat mempertahankan fungsinya sebagai pelindung demokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun