Mohon tunggu...
Rizky Aji Saputra
Rizky Aji Saputra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Suka sains dan ingin Jadi pengusaha

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pantai Timang, Penguji Andrenalin

7 Januari 2015   23:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:36 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_389160" align="aligncenter" width="300" caption="Nelayan Yang Sedang Menyebrang"]

1420622220387993621
1420622220387993621
[/caption]

Kehidupan Masyarakat Sekitar

Jika anda beranggapan bahwa banyak masyarakat sekitar Pantai Timang berprofesi sebagai nelayan, maka anggapa n itu salah. Karena faktanya tidak banyak warga sekitar yang menjadi nelayan. Walaupun memiliki daerah di dekat pantai, masyarakat sekita Pantai Timang kebanyakan berkerja sebagai petani. Hal ini terlihat dari pemandangan yang tersaji sepanjang jalan terjal menuju Pantai Timang, banyak sekali terhampar lahan pertanian berupa sawah. Ini dikarenakan lahan pencarian ikan yang tidak luas dan kurangnya sarana dalam pencarian ikan menyebabkan masyarakat lebih memilih memanfaatkan lahan-lahan kosong sebagai tempat mencari nafkah.

Ini juga terjadi karena masyarakat dan pemerintah belum mengembangkan salah satu tujuan wisata yang menguji adrenalin ini, ini terbukti dengan akses menuju Pantai Timang yang masih tergolong sulit karena jalan yang terjal dan berbatu. Dan untuk di pantai sendiri tidak ada penjual makanan dan minuman sehingga jika anda kesini, maka siapkanlah bekal sendiri untuk mengantisipasi rasa lapar dan haus.

[caption id="attachment_389175" align="aligncenter" width="300" caption="Persawahan di Sekitar Pantai Timang"]

14206230031348629002
14206230031348629002
[/caption]

Pengembangan Pantai Berbasis Masyarakat

World Tourism Organization (WTO) pada 1995 menunjukkan bahwa telah muncul perkembangan pariwisata alternatif yang dipandang lebih menghargai lingkungan dan juga kebudayaan masyarakat lokal. Kenyataan tersebut memicu kesadaran pembangunan pariwisata yang berwawasan lingkungan sebagai "alternative tourism". Pariwisata alternatif dimengerti sebagai pariwisata yang mempertimbangkan pemanfaatan sumber daya alam saat ini untuk generasi mendatang, seperti green tourism, soft tourism, low-impact tourism, eco-tourism, responsible  tourism, sustainable tourism, dan lain-lain. Orientasi pembangunan kepariwisataan perlu menempatkan fakta di atas sebagai pertimbangan pokok dalam menumbuhkembangkan kapasitas dan kapabilitas pada masyarakat. Hal ini dilakukan untuk dapat meningkatkan pelayanan sekaligus merealisasikan peran sentral masyarakat dalam aktivitas pembangunan kepariwisataan sesuai dengan harapan dan kemampuan yang dimiliki. Partisipasi masyarakat dirasa sangat penting untuk mengambil keputusan dalam pembangunan kepariwisataan maupun manfaat yang akan diterima sebagai implikasi berlangsungnya aktivitas wisata di kawasan pedesaan., Di Indonesia pengembangan desa wisata lebih banyak difasilitasi negara, sedangkan masyarakat cenderung pasif. Akibatnya, kapasitas lokal di dalam merespon inovasi yang disponsori negara melalui pembangunan desa wisata masih menghadapi sejumlah persoalan krusial.

Keterlibatan warga dalam pengembangan desa wisata menjadi hal yangkrusial, sebab dari merekalah akan diketahui dan dipahami sejauh mana potensi wilayahnya. Selain itu, keterlibatan  dalam pengembangan pariwisata sangat penting untuk mendapatkan dukungan dan memastikan bahwa hal yang akan diperoleh berkaitan dengan kebutuhan dan keuntungan warga setempat. Akhirnya, peran warga dalam pembangunan pariwisata sangat mendesak untuk dikembangkan dan ditempatkan sebagai bagian yang terintegrasi. Partisipasi masyarakat hakekatnya bukan semata mendorong terjadinya proses penguatan kapasitas masyarakat lokal, namun dapat berlaku sebagai sebuah mekanisme guna meningkatan pemberdayaan bagi warga untuk terlibat dalam pembangunan secara bersama. Dalam proses pembangunan ekonomi di wilayah pedesaan warga hendaknya tidak saja dijadikan objek, melainkan sebagai subyek dalam menentukan arah perkembangan masyarakat, sehingga jika warga masyarakat menolak investasi yang masuk, maka pemerintah juga tidak dapat memaksakan kehendaknya.

Hingga akhirnya pembangunan yang melibatkan masyarakat secara utuh ini dapat memberikan peluang sebagai sumber ekonomi yang didapat dengan penyediaan fasilitas akomodasi berupa rumah-rumah penduduk (home stay), penyediaan kebutuhan konsumsi wisatawan, pemandu wisata, penyediaan transportasi lokal, pertunjukan kesenian, dan lain-lain. Karena semua hal tersebut belum terdapat di Pantai Timang. Akhir kata, setidaknya masyarakat dapat merasakan sedikit kekayaan alam yang dimiliki walaupun di sisi lain banyak sekali eksploitasi besar-besaran oleh bangsa asing dan oknum dalam negeri yang tidak bertanggung jawab.

Cari tau Pariwisata Indonesia lainnya di http://www.indonesia.travel/wonderfulindonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun