Mohon tunggu...
Rizkya Bunga
Rizkya Bunga Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Budalo malah tak dudui dalane metu kono belok kiri lurus wae

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mencegah Si Kecil untuk Tidak Memiliki Sifat Tantrum

16 November 2019   00:10 Diperbarui: 16 November 2019   08:32 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://www.cookinglight.com

Kata tantrum sering diucapkan oleh para orangtua, dan lain-lain. tapi mereka tidak mengerti apa itu pengertian dari kata Tantrum. Merurut Wikipedia Tantrum  yang yang lebih dikenal tantrum temper adalah ledakan emosi yang biasanya dikaitkan dengan anak-anak atau orang-orang dalam kesulitan emosionalnya. 

Yang dimana biasanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, menjerit-jerit, pembangkangan, mengomel marah, resistensi terhadap upaya untuk menenangkan dan, dalam beberapa kasus, kekerasan. 

Kendali fisik bisa hilang, orang tersebut mungkin tidak dapat tetap diam, dan bahkan jika "tujuan" orang tersebut dipenuhi dia mungkin tetap tidak tenang.  

Betul tidak? orangtua tidak sulit untuk mendisiplinkan anak? Karena para orangtua memiliki beberapa keuntungan dibandingkan si buah hati. Yang pertama moms sudah paham bentul untuk masalah konflik antara moms dan si buah hati, terkadang memang tidak bisa dihindarkan kan bukan? Dan moms sudah tahu masalah dan hal apa saya yang berpontensi untuk memicu konfilk tersebut. 

Yang kedua karena moms sudah tau apa saja yang akan membuat sibuah hati marah. Orangtua biasanya menyiapkan startegi untuk menghadapinya bener gak moms? bahkan sebelum konflik tersebut terjadi.

 Bagaimana caranya untuk  mencegah si buah hati untuk tidak meliliki sifat tantrum. Para orangtua harus  mengurangi meledek anaknya supaya tidak memiliki sifat tantrum dan bagaimana caranya supaya mencegah memiliki sifat tersebut. 

Pasti orangtua akan merasa tertekan "kok anak saya memiliki sifat tantrum? Kenapa kok anak mereka tidak memiliki?"

Hal tersebut juga berpengaruh dengan siapa saja yang ikut adil untuk merawat si buah hati, moms harus meberi tau untuk mengikuti aturan yang telah moms buat suapa yang ikut serta merawat si buah hati tau yuk kita simak di bawah ini.

1. Saat moms meminta si kecil untuk melakukan sesuatu gunakan nada dan suara yang ramah. serta buatlah permintaan tersebut seperti ajakan dari pada kata suruhan, 

Misalnya, "kakakk kita bereskan mainan, yuk supaya tidak hilang!" Jangan lupa gunakan kata "tolong" dan "terima kasih". Biasakan si kecil untuk menggunakan kata "tolong dan terimakasih" supaya pada saat perkembangan usia mereka juga terbiasa untuk mengucapkan kata tersebut.  

2. Berikan mereka pilihan jika memungkinkan. Biarkan mereka memilih piyama yang ia inginkan, cerita mana yang ingin ia baca, mainan mana yang ingin ia mainkan, dan sebagainya. 

Jika Anda memberinya kesempatan untuk membuat pilihan sendiri, ia akan lebih mematuhi peraturan yang Anda buat karena ia tahu masih ada hal-hal di mana dirinyalah yang memegang kontrol. 

Moms bebaskan anak supaya memilih apa yang mereka mau. Jangan jadikan pilihan moms itu buat meraka. Contohnya. Si buah hati ingin bersama temannya tapi moms tidak memperbolehkan hal itu juga yang salah. 

Sebagai orangtua yang menginginkan anaknya supaya tidak memiliki sifat tantrum para orangtua juga harus tau betul mana yang biak dan mana yang buruk. Jika pilihan mereka salah moms harus menegaskan atau memberi tau kalo itu salah belum waktunya mereka bermain. jangan bilang tidak boleh saja, harus ada pengertianya kenapa tidak boleh bermain itu kenapa harus ini.

3. Berikan penghargaan atas sikap baiknya dengan pujian dan perhatian. Saat si kecil duduk dan bermain dengan tenang tanpa menimbulkan keributan, duduk di sampingnya dan temani dia. 

Bagi anak, ini sudah merupakan bentuk apresiasi dari moms, yang menunjukkan bahwa moms menyetujui aktivitas yang mereka lakukan. Namun pada saat mereka sudah selesai bermain para orangtua harus menanyakan isi hati mereka "kakak gimana hari ini? senang  atau sedih hari ini?" supaya mereka juga tau kalo orang tuanya juga mengawasi si anak.

4.  Hidupkan selera humor. Jangan tertawakan anak saat mereka sedang mengamuk dan berteriak-teriak. Namun saat ia sudah tenang, waktunya moms menenangkan diri dan ajak bercanda dengan teman atau keluarga untuk membangkitkan kembali mood  mereka. Para orangtua juga harus tau isi hati anaknya. Bagaimana cara mengembalikan mood si kecil untuk tidak marah lagi? 

Moms bisa mengajak untuk bercerita atau menanyakan kalo perbuatan si buah hati itu salah. Jangan memarah-marahi kalo perbuatan mereka salah, moms bisa menegur "dek jangan diulang lagi ya? Adek mau kalo tidak punya teman? Tidak mau kan? Jadi adek jangan diulang lagi ya..!"

Jadi kesimpulannya kita atau pengasuh untuk si kecil harus bisa mencegah supaya Mereka tidak memiliki sifat tantrum. 

referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun