Mohon tunggu...
Rizkya Bunga
Rizkya Bunga Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Budalo malah tak dudui dalane metu kono belok kiri lurus wae

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perjuangan Seorang Single Moms

2 Oktober 2019   12:41 Diperbarui: 2 Oktober 2019   12:54 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
stuffmomnevertoldyou.com

Perjuangan yang pasti di rasakan oleh single Moms.

Tidak ada yang tau masa depan kita, apa yang akan terjadi dalam kehidupan pernikahan kita kelak. Sehingga ada  berjalannya waktu pernikahan langeng dan awet hingga kakak-nenek, bisa juga kandas di tengah jalan atau orang ketiga. 

Selain perceraian mungkin ada juga moms yang kehilangan suami akibat peristiwa lainnya. Menjadi single moms atau ibu tunggal bukanlah perkara yang muda apalagi  jika sudah dikaruniai seorang anak yang masih kecil.

Membesarkan anak seorang diri, tentu kita memperlukan perjuangan yang amat besar dan hati yang ikhlas, bukan tidak bagi yang single moms?

Selain itu apa saja perjuangan yang dirasakan oleh single moms? Mari kita simak dengan baik.

1. Menjadi tulang punggung keluarga

Sebagai single moms, selain membangun tugas menjadi seorang ibu, juga menjadi tulang punggung keluarganya. Segala kebutuhan rumah tangga mulai dari belanja sehari-hari, keperluan anak, listrik, air, makanan, biaya sekolah anak, biaya pengobatan anak sewaktu-waktu mereka sakit, dan sebagainya menjadi tanggung jawab sebagai single moms. 

Belum lagi biaya sekolah anak semakin tahun semakin mahal. Diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk menyekolahkan anak hingga sampai kuliah. Oleh karena itu ibu harus berkerja sangat keras untuk dapat membiayai kebutuhan anak untuk keluarganya sendiri.

2. Memiliki peran ganda

Perjuangan single perent adalah  untuk menjadi peran ganda bagi mereka yang sudah dikaruniyai anak. Menjadi orang tua tunggal berarti ibu harus menggantikan posisi seorang ayah yang tidak ada. 

Di lingkungan perkerjaannya sudah disibukkan dengan pekerjaan yang tiada henti. Begitu sampai rumah mereka (single moms) tetap harus mengurus anak mereka. Kita harus mengajarkan anak hal-ha yang penting untuk tumbuh-kembang anaknya. 

Mulai dari hal-hal sederhana seperti cara berjalan, cara berbicara, belajar, hingga memiliki sopan satun atau cara bersikap anak dengan baik terhadap sesama atau orang yang lebih tua. Hal tersebut harus moms lakukan sendiri, jika mengingat kita menjadi single moms, sehingga tidak ada yang bisa menggantikan peran kita sendiri.

3. Tidak memiliki teman untuk berbagai masalah

Menjadi pasangan yang utuh tentu akan membantu tanggung jawab orang tua terasa lebih ringan karena dikerjarkan secara bersama-sama. 

Perjuangan single perent memang tidak mudah. Moms harus bisa menyelesaikan semua masalah yang mereka hadapi seorang diri, karena seringkali mereka tidak enak bila harus merepotkan teman atau anggota keluarga lainnya. 

Sehingga satu-satunya cara untuk menyelesaikan semua masalah yang mereka hadapi adalah memendam atau memikirkannya sendiri. Hal tersebut sangat menguras tenaga untuk seorang single perent. Mereka tidak mungkin anak cerita kepada anaknya, pasti anak juga memendam seperti momsnya.

Itu ada beberapa perjuangan yang dialami single moms, sulit memang namun karena kasih sayang yang besar, semua pun rela dilakukan untuk anak. 

Jika moms mempunyai anak bisa diajak kerja sama untuk membantu bersih-bersih rumah, contohnya menyapu, ngelap meja, membersikan tempat tidur sendiri, menaruh barang kotor ke tempatnya dan lain-lainnya. Meskipun begitu kita perlu adanya komitmen dengan anak supaya mereka bisa mengenal tanggung jawab mereka dan membatu moms. Jadi seorang single perent janganlah malu untuk meminta bantuan kepada anaknya.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun