Namun hal ini jika dipikirkan secara logika, apabila ditinjau secara nalar dan perspektif mistisisme, sebetulnya juga masuk akal jika Candi Borobudur dapat berdiri secara cepat. Tapi dengan bantuan makhluk yang bukan manusia (seperti yang terjadi pada kisah pendirian Candi Prambanan dan terjadinya Tangkuban Perahu).
Kontroversi Pada Relief Candi BorobudurÂ
Tidak berhenti pada kontroversi pendirian Borobudur saja, ternyata relief-relief yang terdapat pada ukiran batu di Candi Borobudur nyataya juga mengandung makna yang multi tafsir.
Pada salah satu relief candi, terdapat relief yang menggambarkan tentang kelompok yang bermain alat musik. Relief ini kemudian dikenal dengan istilah relief musik Borobudur atau Sound of Borobudur.
Pada relief ini, terdapat beberapa ilustrasi komponen alat musik yang jika saat ini ditafsirkan, maka alat-alat musik yang tergambar pada relief hampir saat ini telah menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Hal ini yang pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa ilustrasi tersebut mencerminkan bahwa Borobudur pusat musik dunia, pada masa itu.
Dapat ditengarai juga, waktu itu Borobudur menjadi pusat berkumpulnya pemusik-pemusik di seluruh penjuru dunia atau bahkan menjadi pusat persebaran musik di dunia. Hanya saja kita belum tau detail, hal ini perlu kajian yang lebih mendalam lagi.
Zabur dan Sound of BorobudurÂ
Ada pula tafsir nyeleneh yang muncul pada sudut pandang saya sebagai penulis artikel opini ini, yakni kontroversi yang mungkin bisa saja bersinambung jika dihubungkan antara Zabur dan Sound of Borobudur.
Kenapa saya menghubungkan antara Zabur dengan Borobudur? Pasalnya terdapat beberapa pendapat yang mencuat akhir-akhir ini terkait Borobudur merupakan salah satu peninggalan Nabi Sulaiman, yang ditinggalkan bersamaan dengan Negeri Saba.
Beberapa paham kontroversi ini mencuat hingga menjadi fenomena besar di kalangan kajian saya sewaktu di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).