Kemegahan struktur dan arsitektur Candi Borobudur tak lepas dari sejarah panjang bekembangnya agama Buddha di Nusantara.
Kemahsyuran Borobudur terkenal sampai ke mancanegara serta dikenal sebagai monumen Buddha terbesar dan terlengkap di dunia berdasar pada laman Kementrian Pariwisata. Tercatat, setidaknya kurang lebih terdapat 2.672 panel relief dan 504 arca Buddha.
Selain itu, Borobudur juga dikenal sebagai salah satu di antara tujuh keajaiban dunia dan di akui sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO.
Kontroversi Pendirian Candi Borobudur
Berdasar pada catatan sejarah, belum ada bukti valid yang dapat membuktikan siapa sosok yang menginisiasi pendirian Candi Borobudur ini.
Pasalnya, pembangunan Candi semegah ini diprediksi memerlukan waktu yang relatif cukup panjang. Pembangunan memerlukan waktu tidak pada kisaran puluhan melainkan ratusan tahun lebih lamanya. Sedangkan jika ditilik dari sejarah persebaran agama Buddha, hampir dipastikan kurang sinkron.Â
Hal itu disebabkan karena masyarakat dinasti Syailendra yang menganut ajaran Buddha datang ke wilayah sekitaran Medang, Jawa Tengah pada waktu itu tercatat di tahun 752 M, sedangkan pembangunan Borobudur benar-benar dipastikan rampung adalah pada masa pemerintahan Raja Samaratungga (tahun 825 M).
Maka jika dapat di analisa, pendirian hanya memakan waktu 100 tahun pas, tidak lebih tidak kurang.
Ini jika ditelisik berdasar kurun waktu pembuatan, belum lagi jika ditelisik berdasarkan material dan komponen bangunan.
Material bangunan pada Borobudur diprediksi membutuhkan kurang lebih 2 juta potong batu jika dihitung dari volume keseluruhan yang kurang lebih sekitar 55.000 meter kubik. Nah, dengan bahan material sebanyak itu juga, tidak bisa dipastikan jika bangunan Candi mampu dibangun dalam waktu 100 tahun.
Belum lagi mayoritas penduduk di sekitar wilayah Jawa pada waktu itu sebagian besar masih penganut ajaran Hindu Siwa.