Ruang gerak pada ibadah puasa kita kali ini nampaknya harus dijalani dengan mobilitas yang cukup terbatas. Sebab mengingat kondisi dan situasi pandemik yang sepertinya masih berjalan hingga entah kapan akan selesai, sehingga aktivitas lebih baik dilakukan dalam skala yang lebih aman dulu (di rumah dan di sekitaran rumah saja).Â
Namun, meski diterpa kondisi demikian, kewajiban berpuasa harus tetap dilaksanakan. Selain itu, berkegiatan kecil-kecilan juga perlu dilakukan. Jangan karena cuma stay at home lalu hanya berleha-leha saja di rumah atau cuma tidur-tiduran seharian full.
Olahraga kecil-kecilan barangkali bisa kalian lakukan supaya ada kegiatan. Tak perlu yang berlebihan hingga menguras fisik dan tenaga, cukup berolahraga secara minimalis dengan hasil maksimalis. Penasaran bagaimana caranya? Berikut 3 tips olahraga minimalis selama Ramadan di masa pandemi ini.
Pertama, Lakukan Stretching
Stretching atau peregangan otot, merupakan bagian dari pemanasan dan pendinginan bagi orang-orang yang hendak memulai dan mengakhiri olahraga. Kegiatan stretching sangat bermanfaat untuk meningkatkan rentang gerak otot, fleksibilitas dan sirkulasi peredaran darah.
Di bulan Ramadan saat ini, stretching menjadi suatu bentuk kegiatan olahraga minimalis dengan hasil yang maksimalis yang sangat diperlukan bagi kita sekalian dalam menjaga daya tahan tubuh. Lakukan stretching sekitar 10 menit x 2/hari supaya mendapat hasil yang maksimal. Gerakannya dapat dilakukan secara dinamis, mulai dari meregangkan otot-otot kaki, leher dan bagian tubuh lainnya. Serta lakukan lompat-lompat dan lari kecil supaya menghasilkan keringat. Tapi jangan disesep ya keringatnya, kan lagi puasa hehe.
Kedua, Cecaring
Untuk tips yang kedua, juga tengah viral dilakukan oleh masyarakat Indonesia ditengah merebaknya wabah corona saat ini. Cecaring diambil dari kata caring yang berasal dari Bahasa Jawa yang berarti berjemur, berjemur di tengah sinar matahari untuk mendapatkan manfaat bagi tubuh.
Beberapa manfaat yang di dapat dari melakukan cecaring adalah meningkatkan produktivitas vitamin D. Paparan sinar matahari pagi akan merangsang produksi vitamin D di dalam tubuh sehingga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Lalu, pertanyaannya waktu yang paling bagus untuk melakukan cecaring kira-kira kapan? kalau saya pribadi bercecaring di pagi hari sekitar pukul 7 sampai 9 pagi. Kalau orang lain mungkin mainstreamnya bercecaring di jam-jam 10 pagi yang konon paparan sinar mataharinya lebih dapet. Namun bagi saya sama saja yang penting pagi hehe. Sore hari juga bisa sambil kok, sembari ngabuburit nunggu waktu berbuka.
Ketiga, Bird-Watching Sebagai Bonus
Tips yang terakhir adalah Bird-Watching. Selain merupakan bonus tambahan dalam berolahraga minimalis, ternyata juga memiliki ragam manfaat yang didapatkan oleh tubuh kita, salah satu manfaatnya adalah menurunkan tingkat stressor yang ada pada tubuh kita.
Selain itu, bird-watching juga dapat menambah wawasan kita di dunia konservasi. Betapa tidak, saya yang hidup di Sidoarjo tepatnya yang awalnjya sudah jarang menemui burung gelatik jawa, di beberapa hari ke belakang ternyata sempat bertemu sosok burung yang sudah dinyatakan dilindungi oleh pemerintah tersebut dapat beterbangan bebas di alam liar. Ini merupakan beberapa hal yang positif yang bisa kita dapatkan selama masa pandemi ini.
Itulah tiga tips olahraga minimalis dari saya yang dapat kita lakukan selama masa pandemi di tengah bulan Ramadan saat ini. Silahkan dicoba. Apabila ada tips yang lain yang lebih bermanfaat, maka silahkan dicoba pula. Sebab di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
Selamat menjalankan ibadah puasa. Salam sehat sekalian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H