Mohon tunggu...
Rizky AdiFirmansyah
Rizky AdiFirmansyah Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

55522120038 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Dosen Pengampu : Apollo, Prof.Dr, M.Si.AK - Pajak Internasional/Pemeriksaan Pajak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mekanisme Perpajakan Pekerjaan Tetap dan Tidak Tetap

27 Mei 2024   15:10 Diperbarui: 27 Mei 2024   16:35 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Besarnya pemotongan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima Bapak Rian adalah 5% x Rp 1.500.000 = Rp 75.000.

Saya ingin sedikit mengutip tentang pembelajaran Seneca 

Nurani yang baik adalah bukti sekaligus hadiah bagi kehidupan yang baik. Nurani yang baik menguatkan jiwa manusia menghadapi nasib, setelah seseorang mampu menguasai hasratnya, meletakkan miliknya yang paling berharga dan rasa amannya pada diri sendiri, belajar puas akan keadaanya, dan mengerti bahwa kematian pada hakikatnya bukanlah suatu yang jahat melainkan hanya akhir dari manusia. Dia yang telah mendedikasikan jiwanya untuk kebajikan dan kebaikan masyarakat tempatnya berada, telah melaksanakan semua yang bermanfaat dan diperlukan baginya untuk mencapai kedamaian batin. Setiap manusia memiliki seorang hakim dan saksi yang melihat semua perbuatan baik maupun buruknya di dalam dirinya, yang mengilhami kita dengan pikiran-pikiran besar, serta memberi kita nasihat-nasihat berharga. Kita menghargai semua karya alam raya. Hulu sungai-sungai, mata air yang dapat menyembuhkan penyakit, kengerian hutan dan gua menimbulkan kesan kuat sehingga kita ingin beriman dan beribadah. ketika kita melihat seseorang yang tak mengenal rasa gentar dalam bahaya, bersih dari hawa nafsu, bahagia dalam kemalangan, tenang dalam kericuhan, dan menertawakan semua yang didambakan atau ditakuti orang lain, kita harus mengakui bahwa orang ini dipengaruhi oleh cahaya Ilahi. 

Apabila seseorang melihat kemegahan dan keteraturan alam semesta, ada begitu banyak bagian dan sifat yang terpisah - pisah dikumpulkan menjadi sebuah kesatuan, saling berangkaian dari hal-hal yang berlainan. Dunia tercerahkan, tempatnya keteraturan yang sangat teratur. Maka, manusia akan membayangkan pencipta dan penghancur semua yang ada di dunia ini. Ke manakan kita akan pergi setelah jiwa kita terbebas dari ikatan raga ? seluruh ciptaan yang kita saksikan tunduk pada penyelenggaraan Ilahi dan mengikuti Tuhan  sebagai pengatur dan pembimbing. Jiwa yang hebat, yang baik dan sehat, adalah semacam ketuhanan yang bersemayam dalam raga dan dapat menjadi berkah bagi seorang budak maupun seorang pangeran. Anugrah itu datang dari surga dan ke surgalah dia harus kembali. Dan anugrah itu adalah kegembiraan surgawi yang dapat dinikmati oleh jiwa yang murni dan penuh kebajikan. meskipun hanya sedikit di dunia ini. Sedangkan kuil-kuil pemujaan hanyalah nama-nama tanpa makna, yang barangkali awalnya didirikan atas dasar ambisi atau kekerasan.

Aku terpaku oleh perenungan akan keabadian, lebih tepatnya keyakinan akan keabadian. Sebab aku menaruh hormat pada pendapat orang-orang besar terutama ketika mereka menjanjikan hal-hal yang aku sukai. Sebab mereka telah menjanjikanya meskipun mereka tidak membuktikanya. Aku sungguh tertarik pada persoalan kekalahan jiwa, pada pendapat umum yang berbunyi bahwa ada hadiah dan hukuman di alam baka. Dan karena memikirkanya, aku jadi membenci kehidupan ini serta mengharapkan kehidupan yang lebih baik. Namun, meskipun kita tahu bahwa kita memiliki jiwa, kita tak tahu apa sesungguhnya jiwa itu dan dari mana asal usulnya, yang kita pahami hanyalah bahwa semua hal baik dan buruk yang kita perbuat dipengaruhi oleh jiwa kita. Bahwa nurani yang jernih mengajak kita pada kedamaian tak tergugat. Dan bahwa berkah terbesar di alam adalah berkah yang diberikan setiap orang jujur kepada diri sendiri. Tubuh ini hanyalah penghambat dan penjara bagi jiwa. Tubuh dapat dipermainkan, dianiaya oleh hukuman, kekerasan, dan penyakit. Akan tetapi, jiwa keramat dan kekal, tak tersentuh oleh bahay fisik manapun.

Sekian dan Terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun