"Tapi rasanya Ibu makin lemah Yah. Kaki tu seperti mati rasa."
"Ingat cucu-cucu kita. Mereka butuh sosok neneknya. Ibu harus kuat."
"Iya Yah. Ayah jangan khawatir ya. Ibu mau tidur dulu."
"Ayah lihat tanaman di belakang dulu ya."
***
Sepulang kerja Agus segera bersih-bersih. Karena sejak siang dia kerja tak tenang, dia segera ke kamar Ibunya. Ingin cari tahu keadaan Ibunya.
"Bu, udah makan belum. Ayah mana?"
"Ibu baik-baik aja Gus. Udah sana mandi kasihan istri dan anakmu udah nungguin. Ayah kamu tadi ke mesjid. Mungin bentar lagi makan. Ibu gak bisa ke dapur. Takut lauk gak cukup Nak."
"Ayok duduk Bu. Agus ada belikan Bihun Goreng Pak De kesukaan Ibu. Ayok Bu."
Di meja makan semua makan dengan khidmat. Sesekali Edo bertanya dan membuat tertawa semuanya.
Rini senang malam ini semua makan dengan ceria. Namun hatinya menangis karena yang terbayang dari tadi hanya Tiara. Apa Tiara sudah makan? Apa Tiara tau bahwa Neneknya saat ini sakit? Tiara... ibu kangen kamu Nak. Apa Ibu masih bisa ketemu kamu. Hati Rini nelangsa menahan rindu terhadap anak gadisnya.