Mohon tunggu...
Rizky Febrinna S.Pd
Rizky Febrinna S.Pd Mohon Tunggu... Guru - Love Your Sweet Life

Write all about life, believe in your heart...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sesal Tiada Akhir (5)

1 Februari 2021   10:10 Diperbarui: 1 Februari 2021   10:27 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

"Alhamdulillah Rin, semoga hasil USG ini tak meleset ya." Agus tak berhenti menatap foto USG Rini yang baru saja didapatnya dari hasil pemeriksaan tadi.

"Bisa aja meleset Bang. Jangan terlalu berharap." Rini takut jika hasil USG itu benar, bagaimana jika adik Edo benar-benar perempuan? Dia takut sekali karena hatinya sangat tak ingin punya anak perempuan. Selain masa kecilnya dulu yang sering diperlakukan tak adil, ibu mertuanyapun lebih sayang dengan cucu perempuan. Mungkin menurut orang lain laki-laki dan perempuan dama saja, namun tidak dengan keluarganya. Mereka suka tak adil memperlakukan anak laki-laki dan perempuan. Cukuplah dia yang sakit. Jangan anaknya. Dia tak mau anaknya juga diperlakukan tak adil. Jangan sampai terjadi rasa benci dan iri satu sama lain. Rasanya ingin segera pindah dan kontrak rumah saja. Namun posisi bang Agus di rumah membuatnya harus mengubur dalam-dalam keinginan itu.

"Janganlah, tak mungkin seorang dokter memberi keterangan yang salah."

"Bisa saja Bang."

"Kamu kenapa Rin? Salah jika perempuan? Aku lihat wajahmu tu tak suka dari tadi. Kenapa emangnya jika anak kita perempuan? Baguslah jadi sepasang. Bersyukur kita harusnya."

"Lihat tu Ica dan Edo. Lihat gak? Gimana Ibu lebih sayang Ica?"

"Ya gak lah, ibu sayang semuanya. Hanya saja Ica kan suka nyimpan uang, kalo Edo suka dihabiskan untuk jajan. Bukan karena lebih sayang Ica."

"Abang tu kerja, ya tak taulah apa yang terjadi di rumah. Lagipula abang pasti bela Ibu. Aku tak mungkin didengar."

"Udah yok kita pindah kamar takut ibu dengar."

Rini ikut ajakan Agus. Mereka duduk di pinggiran tempat tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun