Mohon tunggu...
farizky rochman h
farizky rochman h Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya adalah seseorang yang memiliki hobi olahraga dan saya sangat tertarik pada proses pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman diri. dengan tujuan terus mengembangkan diri dan memperluas wawasan saya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ancaman Konflik Laut China Selatan Terhadap Kedaulatan Indonesia

28 Mei 2024   16:16 Diperbarui: 28 Mei 2024   16:21 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan demikian, konflik Laut China Selatan memiliki implikasi yang sangat luas dan kompleks terhadap politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara. Berbagai negara yang terlibat dalam konflik ini memiliki kepentingan yang berbeda-beda, dan upaya menyelesaikan konflik ini memerlukan kerja sama yang erat antara negara-negara yang terlibat.

Bagaimana Konflik Natuna Terhadap Indonesia :

            Konflik antara Tiongkok dan Indonesia dimulai pada tahun 2016 ketika pekerja ilegal Tiongkok memasuki negara tersebut. Saat ini, pemerintah Indonesia bersedia untuk segera menutup properti tersebut; Namun penutupan properti dan pengaktifan properti tidak akan terjadi dalam waktu cepat akibat adanya campur tangan pihak Penjaga Pantai China yang secara diam-diam telah menghancurkan KM Kway Fey 10078. Hal inilah yang melatarbelakangi kegagalan KP HIU 11 dalam menaati KM Kwak Fey 10078.

            Pemerintah Indonesia kemudian meminta agar Retno Marsudi (Kemenlu) mengirimkan komunike protes ke China. Dikomentari Kompas.com pada 20 Maret 2019, "Bu Retno (Menlu) yang akan mengajukan nota protes diplomatis ke mereka. Nota diplomatis karena dipaksa masuk ke wilayah kita," kata Susi.  Oleh karena itu, pemerintah Indonesia melindungi Tiongkok dengan memberlakukan tindakan Penjaga Pantai Tiongkok yang bertujuan untuk menciptakan kekacauan dan peluang di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan sekitarnya. Konflik ini bermula pada 19 Desember 2019, ketika banyak tentara Tiongkok dikabarkan shock dan bersiap menyerbu Pulau Natuna, Kepulauan Riau. Kelompok yang dimaksud dikenal sebagai Zona Ekonomi Eksklusif (ZEEZ) dan melakukan banyak kegiatan, terutama penangkapan ikan ilegal.

            Intinya, konflik Natuna-Indonesia dimulai pada tahun 2016 dengan masuknya kapal-kapal ikan ilegal asal Tiongkok ke Laut Natuna, disusul penyerangan awak-kapal dan kapal yang tidak berlanjut akibat campur tangan Penjaga Pantai Tiongkok. Selanjutnya, pemerintah Indonesia meminta Tiongkok untuk secara resmi menunjuk pengamat dan mediator. Konflik ini bermula pada tahun 2019 ketika tentara Tiongkok menyerbu Natuna dan menyerang ZEE Indonesia.

Apa Peran Sosial Masyarakat Di Laut Natuna :

            Kehidupan sosial masyarakat lokal di Laut Natuna sangat penting dan rumit. Masyarakat yang tinggal di Laut Natuna memiliki keterikatan yang kuat terhadap laut sebagai sumber air dan sebagai bagian dari budaya dan identitas mereka. Mereka mempunyai keterikatan yang sangat kuat terhadap laut sebagai tempat tinggal dan sumber pendapatan. Mereka juga mengakui adanya perasaan kuat terhadap adat istiadat dan tradisi yang ada di wilayah tersebut, seperti adat istiadat, kepercayaan, dan praktik setempat.

Masyarakat Laut Natuna juga menyatakan keprihatinan yang kuat terhadap keamanan dan stabilitas wilayah tersebut. Mereka telah menyatakan keprihatinan yang kuat mengenai perlindungan lingkungan dan sumber daya air, serta penanganan sumber daya air yang tepat waktu dan hati-hati.

Apa Penyebab Konflik Di Natuna Laut China Selatan  :

Konflik di Natuna disebabkan oleh klaim wilayah tumpang tindih antara Indonesia dan China. Sementara China mengklaim Perairan Natuna sebagai wilayah mereka sendiri, Indonesia menolak klaim tersebut dan menganggapnya sebagai bagian dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. Sejak tahun 2016, konflik ini telah berlangsung, meningkatkan ketegangan diplomatik antara Indonesia dan China. 

Menurut Indonesia, China telah mengambil tindakan yang dianggap agresif, seperti membangun infrastruktur militer di wilayah laut yang diperebutkan dan melakukan tindakan ilegal seperti IUU Perairan. Untuk menanggapi tindakan China, Indonesia mengirimkan nota diplomatik dan memperkuat pertahanan dengan alutsista. Natuna memiliki kekayaan yang sangat besar, termasuk gas alam terbesar di Asia Pasifik, yang menyebabkan konflik ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun