Mohon tunggu...
farizky rochman h
farizky rochman h Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya adalah seseorang yang memiliki hobi olahraga dan saya sangat tertarik pada proses pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman diri. dengan tujuan terus mengembangkan diri dan memperluas wawasan saya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ancaman Konflik Laut China Selatan Terhadap Kedaulatan Indonesia

28 Mei 2024   16:16 Diperbarui: 28 Mei 2024   16:21 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            pertahanan Indonesia di Tengah Gejolak Laut China Selatan memerlukan strategi yang efektif dan komprehensif yang mencakup diplomasi aktif, kerja sama internasional yang kuat, dan peningkatan kemampuan militer. Kesadaran dan respon masyarakat terhadap permasalahan keluarga di Laut Cina Selatan juga sangat penting untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai penyangga keluarga dan stabilitas di kawasan ini. 

Upaya pemerintah Indonesia untuk membendung dan menyelesaikan konflik Laut Cina Selatan telah berlangsung sejak tahun 1990-an. Sejak tahun 1990, Indonesia menerapkan kebijakan ketat di Laut Cina Selatan.  karya mengenai penanganan kemungkinan konflik di Laut Cina Selatan dan penanganannya diadakan di Bali. Workshop runtutan inilah yang pada akhirnya membuka pintu bagi Deklarasi Perilaku di Laut Cina Selatan tahun 2002.

            Lokasi-lokasi tersebut tersebar di berbagai daerah di Indonesia, antara lain Makassar, Surakarta, Jakarta, dan Bandung, dimana acara finalnya diadakan pada tanggal 22-24 November 2012. Tujuan dari Lokakarya ini adalah untuk mengumpulkan masukan dari negara-negara anggota dalam sebuah forum untuk mengembangkan sebuah solusi penyelesaian permasalahan di wilayah ini yang dapat diterima oleh semua pihak dan menciptakan Confidence Building Measures (CBM) di antara semua negara yang mempunyai kepedulian di wilayah penyerbuan tersebut.

Apa Saja Implikasi Dari Konflik Laut China Selatan Bagi Kedaulatan Indonesia :  

Konflik Laut Cina Selatan mempunyai implikasi yang sangat luas dan kompleks terhadap kedaulatan Indonesia. Berikut beberapa implikasi terkait konflik ini:

  • Klaim Wilayah: Konflik Laut Cina Selatan terkait dengan klaim wilayah, badan air, hukum dan ketertiban, dan pengelolaan jalur perdagangan penting di wilayah tersebut. Klaim Indonesia atas wilayah ini didasarkan pada Asas Samudera Terbuka yang mengakui hak suatu negara untuk memulai kegiatan ekonomi di laut sekitarnya. Namun klaim tersebut seringkali bertentangan dengan klaim eksklusif yang diajukan Tiongkok.
  • Penggunaan Kekuatan: Tiongkok telah menunjukkan kemampuannya menggunakan kekuatan sastra untuk menantang atau menegaskan klaim atas wilayah yang diklaim Indonesia sebagai miliknya. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran pedaulatan Indonesia.
  • Komunitas Internasional: Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan beberapa negara ASEAN, telah menarik klaim mereka.
  • Konsekuensi Ekonomi: Konflik Laut Cina Selatan mungkin mempunyai implikasi yang luas dan rumit terhadap perekonomian Indonesia. Indonesia adalah negara kota yang sumber daya laut di Laut Natuna Utara, ikan, biota laut lainnya, dan kandungan minyak dan gas. Pemanfaatan sumber daya alam ini dapat meningkatkan kedamaian dan keharmonisan masyarakat Indonesia. Namun konflik dapat menghambat aktivitas ekonomi di wilayah tersebut dan mengurangi potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
  • Sentimen Masyarakat: Dalam hal ini, sentimen masyarakat terhadap isu kesaulatan di Laut Cina Selatan menjadi sangat penting. Masyarakat Indonesia harus mendukung upaya pemerintah dalam mengupayakan kesetaraan dan berpartisipasi aktif dalam penamaan Laut Utara, diskusi publik, dan kebijakan publik terkait.
  • Postur Pertahanan Konflik Selatan: Kebutuhan akan peningkatan postur pertahanan negara dan keamanan maritim dapat ditingkatkan. Indonesia perlu meningkatkan tingkat melek huruf dan kebersihan untuk melindungi perbatasannya dan menjaga stabilitas regional.
  • Pembangunan Infrastruktur: Pembangunan infrastruktur maritim seperti pembangunan jembatan dan jaringan komunikasi akan membantu meningkatkan kekuatan dan keamanan Indonesia di kawasan Laut Cina Selatan.
  • Pengembangan Kerjasama Regional: Untuk membangun kerangka kerja yang kuat untuk menyelesaikan konflik dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, Indonesia harus meningkatkan kerjasama dengan negara-negara lain di kawasan ASEAN dan mitra internasional.
  • Strategi Pengembangan Pertahanan: Indonesia harus meningkatkan strategi pertahanan dengan cara meningkatkan kemampuan militer, meningkatkan kemampuan komunikasi dan informasi teknologi, dan meningkatkan kemampuan diplomati maritim.
  • Memperluas Kerja Sama Internasional: Indonesia harus meningkatkan kerja sama internasional dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mencegah kecelakaan laut, meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak konflik Laut Cina Selatan, dan meningkatkan partisipasi dalam forum internasional.

Oleh karena itu, konflik Laut Cina Selatan mempunyai implikasi yang sangat luas dan kompleks terhadap kebijakan Indonesia, termasuk klaim teritorial, eksploitasi sumber daya, hubungan internasional, konsekuensi ekonomi, kesadaran masyarakat, erosi pasca-tahanan, kerja sama regional, strategi pasca-tahanan, dan pasca-tahanan. kesadaran internasional. Salah satu penyebab utama konflik di Selat Natuna adalah klaim teritorial yang dilakukan China dan Indonesia. 

Tiongkok mengklaim wilayah Natuna sebagai miliknya, berdasarkan klaim dua putus-putus (sembilan garis putus-putus) yang dibuat oleh Tiongkok; namun, klaim ini tidak memiliki dasar hukum internasional. Dengan menggunakan kekerasan, Indonesia mengecam Tiongkok dan mencaplok Kepulauan Natuna sebagai bagian dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Konflik ini telah berlangsung sejak tahun 1947 dan meningkatkan hubungan diplomatik antara Tiongkok dan Indonesia.

Apa Saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konflik Laut China Selatan :

Faktor-faktor yang mempengaruhi konflik Laut China Selatan meliputi:

  • Klaim Wilayah: Klaim wilayah yang tumpang tindih antara beberapa negara di kawasan Laut China Selatan, termasuk China, Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia, telah menjadi sumber konflik yang berkepanjangan.
  • Sumber Daya Alam: Laut China Selatan kaya akan sumber daya laut seperti ikan dan biota laut yang lain, serta kandungan minyak dan gas yang terkandung pada Laut Natuna. Klaim atas sumber daya alam ini telah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi konflik.
  • Hak Pelayaran: Hak pelayaran yang diklaim oleh beberapa negara di kawasan Laut China Selatan telah menjadi sumber konflik, karena beberapa negara tidak setuju dengan klaim yang diajukan oleh negara lain.
  • Kontrol Jalur Perdagangan: Laut China Selatan menjadi penghubung maritim utama antara Samudera Pasifik dan Hindia, sehingga kontrol atas jalur perdagangan penting di kawasan tersebut telah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi konflik.
  • Geopolitik: Laut China Selatan memiliki peran dan arti geopolitik yang sangat penting, karena wilayah ini menjadi bagian dari Samudera Pasifik yang meliputi sebagian wilayah dari Singapura
  • Keterlibatan Negara-Negara Lain: Keterlibatan negara-negara lain seperti Amerika Serikat dan beberapa negara ASEAN dalam konflik Laut China Selatan telah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi konflik.
  • Penggunaan Kekuatan Militer: Penggunaan kekuatan militer oleh beberapa negara di kawasan Laut China Selatan telah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi konflik, karena beberapa negara telah mengerahkan kekuatan militer untuk menjaga wilayah mereka.

Peran Kolitik Konflik Laut China Selatan :

Peran politik konflik Laut China Selatan adalah sangat kompleks dan dinamis, dengan berbagai negara yang terlibat dan memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Berikut adalah beberapa peran politik yang terkait dengan konflik Laut China Selatan:

  • China: China memiliki klaim wilayah yang luas di Laut China Selatan, yang meliputi sebagian besar wilayah laut yang diperebutkan. China juga telah melakukan beberapa langkah yang dianggap sebagai agresif oleh beberapa negara, seperti pengembangan infrastruktur militer di wilayah laut yang diperebutkan.
  • Indonesia: Indonesia memiliki klaim wilayah yang tumpang tindih dengan klaim China di Laut China Selatan. Indonesia juga telah melakukan beberapa langkah untuk memperkuat kedaulatan maritimnya, seperti meningkatkan penjagaan dengan mempercanggih alutsista dan meningkatkan kerja sama dengan negara lain.
  • ASEAN: ASEAN telah menjadi sangat aktif dalam upaya menyelesaikan konflik Laut China Selatan. ASEAN telah mengadopsi beberapa inisiatif, seperti Code of Conduct (CoC) untuk mempercepat proses negosiasi dan meningkatkan kerja sama antara negara-negara anggota ASEAN.
  • Amerika Serikat: Amerika Serikat telah menjadi sangat aktif dalam upaya menyelesaikan konflik Laut China Selatan. Amerika Serikat telah melakukan beberapa langkah, seperti meningkatkan kehadiran militer di wilayah laut yang diperebutkan dan meningkatkan kerja sama dengan negara lain.
  • Filipina: Filipina memiliki klaim wilayah yang tumpang tindih dengan klaim China di Laut China Selatan. Filipina juga telah melakukan beberapa langkah untuk memperkuat kedaulatan maritimnya, seperti meningkatkan penjagaan dengan mempercanggih alutsista dan meningkatkan kerja sama dengan negara lain.
  • Vietnam: Vietnam memiliki klaim wilayah yang tumpang tindih dengan klaim China di Laut China Selatan. Vietnam juga telah melakukan beberapa langkah untuk memperkuat kedaulatan maritimnya, seperti meningkatkan penjagaan dengan mempercanggih alutsista dan meningkatkan kerja sama dengan negara lain.
  • Malaysia: Malaysia memiliki klaim wilayah yang tumpang tindih dengan klaim China di Laut China Selatan. Malaysia juga telah melakukan beberapa langkah untuk memperkuat kedaulatan maritimnya, seperti meningkatkan penjagaan dengan mempercanggih alutsista dan meningkatkan kerja sama dengan negara lain.
  • Brunei Darussalam: Brunei Darussalam memiliki klaim wilayah yang tumpang tindih dengan klaim China di Laut China Selatan. Brunei Darussalam juga telah melakukan beberapa langkah untuk memperkuat kedaulatan maritimnya, seperti meningkatkan penjagaan dengan mempercanggih alutsista dan meningkatkan kerja sama dengan negara lain.
  • Taiwan: Taiwan memiliki klaim wilayah yang tumpang tindih dengan klaim China di Laut China Selatan. Taiwan juga telah melakukan beberapa langkah untuk memperkuat kedaulatan maritimnya, seperti meningkatkan penjagaan dengan mempercanggih alutsista dan meningkatkan kerja sama dengan negara lain.
  • Internasional: Internasional telah menjadi sangat aktif dalam upaya menyelesaikan konflik Laut China Selatan. Internasional telah melakukan beberapa langkah, seperti meningkatkan kehadiran militer di wilayah laut yang diperebutkan dan meningkatkan kerja sama dengan negara lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun