[caption caption="Photo by: Fajar"]
Untungnya bayangan menyeramkan itu tidak terjadi. Kita berlayar kembali menggunakan boat motor tanpa layar kembali ke Dermaga Tanjung Batu di Kalimantan daratan. Rombongan yang terbagi dalam dua boat itu akhirnya berlabuh kembali di Dermaga Tanjung Redeb. Tiga belas mobil sudah berderet siap konvoi kembali. Kali ini tidak untuk menempuh jarak ratusan kilometer. Kali ini kita konvoi kembali menuju Cantika Swara Resort. Â
Di Cantika Swara Resort, malam terakhir dari ekspedisi ini berlangsung ceria dan meriah. Meski tugas report masih beberapa ter-pending, tetapi panitia maklum karena kondisi sinyal internet. Seremoni penutupan berlangsung santai dan penuh canda tawa. Saya dan riser 2 harus puas berada di urutan riser terbaik ke-3. Beruntung Bang Gaphey dan timnya di risers 5 dinobatkan menjadi risers terbaik. Sementara posisi runner up dipegang oleh risers 1 : Kang Arul dan kawan-kawan.
Selesai seremoni penutupan, para riser dan kru melanjutkan berkumpul santai di kolam renang. Riser perempuan yang dari hari pertama nyidam durian malam ini berhasil menyelundupkan beberapa butir durian. Maklum, kebijakan hotel melarang membawa benda berbau menyengat ke dalam resort, termasuk buah durian. Jadilah malam itu pesta durian, ditemani aneka camilan, sambil obrol-obrol mengganggu beberapa riser yang masih saja bersikukuh mantengin laptop menyelesaikan report sambil mencobai peruntungan sinyal internet.
Hari Kelima : Bandara Kalimarau
Tibalah di penghujung ekspedisi. Hari terakhir tak lagi harus bangun pagi-pagi, meski saya tetap memilih bangun pagi mumpung ada di kota orang sayang kalau tidak memuaskan eksplorasi. Jam 10.00 semua riser dan kru sudah selesai sarapan, tibalah saatnya konvoi terakhir... hikz. Konvoi menuju Bandara Kalimarau, bandara kecil nan mewah yang dipunyai Kabupaten Berau.Â
Sebelum menuju Bandara, kita singgah dulu di toko oleh-oleh di sekitar Dermaga Tanjung Batu, Toko Basinang namanya. Disini aneka oleh-oleh tersedia dengan harga yang tidak bisa ditawar. Ciri khas Derawan diwakili dengan aneka ornamen berbentuk penyu. Pernak-pernik khas Dayak juga banyak pilihannya. Karena Berau daerah tepian laut, hasil laut menjadi pilihan oleh-oleh berupa makanan : Terasi, udang papai (udang yang kecil-kecil sekali), juga kerupuk amplang. Oh ya, konon terasi khas Berau adalah salah satu terasi paling enak di Indonesia loh.
Hampir satu jam memilah-milah, oleh-oleh sudah terbungkus rapi. Pasukan siap meluncur menuju Bandara. Kesempatan menyetir terakhir di tanah warisan Kerajaan Kutai ini tinggal tidak lebih dari setengah jam. Setelah menyeruak ladang dan hutan, tibalah kita di Bandara Kalimarau. Bandara dengan bangunan baru yang modern yang dihinggapi oleh pesawat jenis kecil hingga besar. Dengan pesawat Garuda Indonesia tipe Bombardier CJ1000, pesawat yang sama dengan yang membawa saya berangkat dari Yogya menuju Balikpapan kemarin, kini semua harus Say Hello.. Dengan transit di Balikpapan, para riser kemudian kembali ke kota masing-masing.
Begitulah sekelumit catatan perjalanan yang menyenangkan, mengesankan sekaligus banyak pengalaman dan ilmu baru. Kejelian para Kompasianers rekan seperjalanan dalam mengamati dan mengeksplorasi menjadi inspirasi tersendiri dalam menulis. Kecermatan tim Datsun dalam menyelenggarakan konvoi yang santun tapi cadas, tertib tapi aman menjadi tambahan jam terbang serta pengalaman dan ilmu dalam berkendara. Eksotisme rimba raya Kalimantan dan gugus pulau terdepan menjadi inspirasi petualangan eksplorasi Nusantara saya berikutnya. Â
[caption caption="Photo by: Nanang"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H