"Ya, Cuma itu!"
Para wartawan pun pulang setelah mendapat informasi dari Peters. Pulitzer celingukan karena bingung. Dia tak tahu harus berbuat apa. Redaktur tak memberikan pengarahan apa yang harus dilakukan wartawan. Dia heran mengapa para wartawan pulang begitu saja. Pulitzer berpikir, banyak sekali keterangan dari Peters yang belum jelas. Ia pun segera mendekati Peters dan bertanya.
"Maaf, Tuan Peters, saya Joseph Pulitzer dari harian Westliche Post. Baru hari ini saya bekerja. Boleh saya bertanya, mengapa polisi mencurigai orang yang berambut kuning keemasan?"
Peters tertegun mendapat pertanyaan itu.Â
"Mengapa? Ya, mengapa? Tadi tak terpikir untuk bertanya mengapa. Begini saja. Kamu tanyakan langsung pada polisi. Tuh, mumpung masih ada di dalam toko!"
Pulitzer bergegas masuk. Hampir saja menubruk polisi gendut yang berada di balik pintu.
"Buka matamu!" bentak Pak Polisi.Â
"Baca nggak tulisan di luar bahwa toko ini ditutup? Ini perintah polisi! Keluar kamu!"
"Maaf, Pak Polisi. Saya Pulitzer, Joseph Pulitzer dari harian Westliche Post. Saya..."
"Aku baru saja memberi keterangan kepada Peters. Tanya saja sama dia, kecuali kalau kamu mau tahu cara menuliskan namaku, nih, baca! BACKUS. B-a-c-k-u-s. Jelas? Sekarang kamu keluar!"
Pemilik toko datang menghampiri polisi. Rupanya ia mendengar percakapan tadi. Ia berkata kepada polisi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!