Menurut Baist dan Pamungkas (2017), hampir 70% mahasiswa mata kuliah Matematika Computing mendapat nilai di bawah B. Apa yang dialami mahasiswa dalam mata kuliah tersebut antara lain karena kurangnya contoh dan terlalu banyak teori. Informasi dalam kursus itu sulit bagi mereka sendiri.
Pembelajaran mandiri merupakan metode pembelajaran yang digunakan di perguruan tinggi. Schunk dan Zimmerman menjelaskan bagaimana belajar mandiri dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk mengatur dirinya sendiri selama proses belajar mengajar. Skill ini, menurut Zimmerman, bisa digunakan sebagai strategi adaptasi saat menghadapi perubahan. (2017, Fadillah dan Umpan). Pembelajaran mandiri merupakan metode pembelajaran yang digunakan di perguruan tinggi. Schunk dan Zimmerman menjelaskan bagaimana belajar mandiri dapat mempengaruhi kemampuan siswa untuk mengatur dirinya sendiri selama proses belajar mengajar.
Bahan ajar merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Guru dan siswa menggunakan bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, meliputi kompetensi, tujuan, dan pelaksanaannya (Pannen, Paulina, dan Purwanto, 2001; Prastowo, 2011). Tentu saja perangkat pengajaran yang dapat membantu anak belajar matematika secara mandiri harus menjawab permasalahan di atas. ketersediaan bahan ajar yang tersedia dengan mudah untuk matematika komputasi. Tentu saja perangkat pengajaran yang dapat membantu anak belajar matematika secara mandiri harus menjawab permasalahan di atas. Ketersediaan perangkat pembelajaran matematika komputasi yang mudah diakses oleh siswa masih terbatas. Selanjutnya materi pembelajaran matematika dapat membantu siswa dalam menguasai matematika secara mandiri. Akibatnya, sumber belajar yang mungkin memenuhi persyaratan ini diperlukan.
Penelitian ini mengambil tempat di FKIP Universitas Muhammadiyah Tangerang dan melibatkan 24 mahasiswa mata kuliah Persamaan Diferensial yang diajar menggunakan bahan ajar Matematika berbantuan Software Mathematica Computing. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain eksperimen one-group pretest-posttest design. Temuan penelitian ini menunjukkan perbedaan substansial dalam hasil belajar mandiri dan siswa sebelum dan sesudah penggunaan bahan ajar, sebagaimana ditentukan oleh uji-t. Kebebasan belajar dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan rata-rata masing-masing sebesar 7% dan 24%.
Siswa dalam kursus Matematika Komputasi diberikan perangkat lunak Mathematica untuk membantu mereka mempelajari konten. Berbagai fitur perangkat lunak Mathematica, kemampuan luar biasa, dan kemudahan penggunaan. Perangkat lunak Mathematica, menurut Abell dan Braselton (2004), dapat mengintegrasikan matematika simbolik dan numerik, tampilan grafis yang luar biasa, dan bahasa pemrograman yang kompleks. Mathematica mengungguli Maple dalam hal kecepatan dan kemampuan, serta prototyping dan eksplorasi dalam pemrograman fungsional (Zotos, 2007). Peneliti menyajikan rumusan masalah berdasarkan uraian sebelumnya yaitu “Bagaimana membangun sumber belajar matematika berbantuan perangkat lunak untuk mengembangkan kemandirian siswa?” Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemandirian siswa dengan merancang sumber belajar berbasis matematika.
Seorang siswa saat ini harus memiliki kapasitas untuk memecahkan masalah matematika menggunakan komputasi matematika. Fakta bahwa sebagian besar mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Tangerang memperoleh nilai lebih rendah dari B pada mata kuliah Matematika Komputasi. Persyaratan sumber daya pendidikan yang dapat membantu siswa dalam belajar matematika sendiri sangat penting. Pendekatan pengembangan digunakan dalam penelitian ini. Perangkat lunak Mathematica, yang dipilih dan digunakan dalam bahan ajar berbantuan perangkat lunak, memberi Anda kemudahan dalam membantu siswa dalam mempelajari matematika secara mandiri. Hasil pemeriksaan ahli mendapat skor 80 persen. Temuan pengujian skala kecil diberi peringkat 90 persen (%). (%)
METODOLOGI
Penelitian ini merupakan penelitian yang tergolong ke dalam proyek pengembangan (development research), karena bertujuan untuk membuat bahan ajar yang akan memudahkan mahasiswa dalam menggunakan bahan ajar tersebut dalam perkuliahan. Penelitian pengembangan, dari pada menguji teori, mencoba merancang dan memproduksi barang-barang pendidikan untuk memenuhi kesulitan pendidikan (Ruseffendi, 2005). Dalam penelitian ini digunakan model pengembangan tipe 4-D. Thiagarajan menciptakan konsep, yang memiliki empat tahap: define, design, develop, dan distribute (Nurhayati, 2017). Beberapa pakar, antara lain pakar media, pakar materi, dan pakar pendidikan, memvalidasi data tersebut. Setelah sertifikasi oleh tiga ahli, uji skala kecil dilakukan. Prodi Pendidikan Matematika memiliki lima siswa. Sebagai bagian dari uji coba skala kecil, Universitas Muhammadiyah Tangerang diminta menggunakan bahan ajar. Skala Likert digunakan untuk mengukur penilaian media untuk setiap pemeriksaan ahli. Ketiga ahli tersebut, yaitu ahli media, ahli materi, dan ahli pendidikan, diminta untuk mengisi formulir validasi dengan banyak item yang dikategorikan sangat baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Tujuan dari proyek ini adalah untuk meningkatkan kinerja siswa dengan memasukkan perangkat lunak Mathematica ke dalam bahan ajar matematika. Hasil belajar siswa dan kemandirian belajar dimanfaatkan sebagai target peningkatan prestasi belajar siswa. Siswa belajar
Pemilihan sampel masalah dengan menggunakan strategi purposive sampling dalam penelitian ini adalah bahwa sampel tidak dapat diacak secara efektif. Setiap mata pelajaran telah diberi peringkat sesuai dengan kepentingannya dalam hal pengendalian diri dan keterampilan matematika awal. Perangkat lunak Mathematica, menurut Abell dan Braselton (2004), dapat mengintegrasikan matematika simbolik dan numerik, tampilan grafis yang luar biasa, dan bahasa pemrograman yang kompleks. Mathematica mengungguli Maple dalam hal kecepatan dan kemampuan, serta prototyping dan eksplorasi dalam pemrograman fungsional (Zotos, 2007).
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain eksperimen yang menggunakan desain one-group pretest-posttest design. Satu kelompok akan diselidiki dan ditugaskan secara acak. Kelompok ini akan diberikan skala awal kemandirian belajar atau self-regulated learning (SRL) dan hasil tes sebelum pembelajaran dengan bahan ajar yang dibuat khusus dan self-final scale regulated learning (SRL) dan tes hasil belajar untuk melihat hasil setelah kursus.