Mohon tunggu...
Rizki Wibisono SKM MKKK
Rizki Wibisono SKM MKKK Mohon Tunggu... Ilmuwan - Occupational Health Safety Security and Political Enthusiast

Saya suka bidang Keselamatan, Kesehatan Kerja, Keamanan dan Politik untuk dibahas.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bisikan Rasa Kawan dari Indonesia Kepada Korea Utara dan Korea Selatan untuk Minimalisir Ketegangan Ancaman Nuklir di Semenanjung Korea

29 Agustus 2024   11:25 Diperbarui: 29 Agustus 2024   11:33 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentang nuklir di Semenanjung Korea ini, saya pribadi tidak kaget karena sudah lama diberitakan. Jika ada yang bertanya, apakah berbahaya bagi Indonesia?, jawabannya jelas ada potensi bahaya terkait itu. Mengapa saya tidak kaget? Karena saya beranggapan akar masalah ini adalah adanya hubungan sebab akibat yang sangat kental baik secara historis atau ideologis. 

Unsur ketegangan ideologis antara grup Korea Utara dengan Korea Selatan yang ditunggangi oleh ideologi kapitalisme Amerika Serikat adalah hal yang besar. Ketika kita membahas persoalan nuklir, maka jangan lupa membawa dan membahas akar masalahnya, jangan sampai tidak dibahas. Itu sama saja analoginya dengan kita mengepel lantai rumah pada kasus jatuhnya air hujan yag membuat lantai basah padahal akar masalahnya adalah genting/atap rumah yang bocor.

Kita jangan sampai salah menilai dan memberikan masukan yang parsial atau setengah-setengah. Kurang mantap rasanya. Saya mau berikan solusi dari sisi penyikapan Negara Indonesia saja dulu. Sikap Indoensia yang paling maksimal saat ini adalah melerai ketegangan antar Negara yang sedang bertengkar. Langsung saja sebut Negara itu adalah Korea Utara VS Korea Selatan+Amerika Serikat. Biar lebih mudah memahaminya.

Saya mencoba menarik perhatian menteri luar negeri dan menteri pertahanan di Indonesia, mari datang berkunjung ke Negara tersebut yaitu Korea Utara, Korea Selatan dan Amerika Serikat. Lalu publikasikan bahwa Indoensia tidak ingin adanya pertengkaran dan ancam mengancam. 

Langsung to the point sampaikan dan sebarkan melalui media secara massif. Walau hal ini tidak bisa diprediksi apakah akan berhasil atau tidak, yang jelas cara ini akan menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia menjalankan peran perdamaian dunia. Walau di satu sisi akan dianggap sebagai cara yang buang-buang waktu saja oleh sebagian orang, namun terkait hal ini jangan dianggap sepele. Pasti ada dampak walau kecil, yang jelas ini berpahala untuk umat manusia di dunia.

Dari kabar berita online di Korea Utara, saya mendapatkan kabar bahwa Korea Utara telah menambah 20 hulu ledak nuklir pada akhir tahun 2023 lalu, hal ini menunjukkan ketegangan antar Negara yang berseteru makin memanas. Pemimpin Korea Utara - Kim Jong Un jangan dianggap remeh. 

Pola kerja politik luar negerinya memang begitu, Indonesia dengan segala kemampuan dan masalahnya tidak akan bisa dalam 10 tahun ke depan menandingi pola kerja politik luar negeri Kim Jong Un itu disebabkan karena kebijakan luar negeri Indoensia yang tidak sama dengan Korea Utara. 

Tugas Indoensia yang paling baik adalah merangkul Korea Utara dan membisikkan kalimat "wahai kawan, walau bisikan ku ini mungkin tidak akan mengubah kebijakan luar negerimu, ketahuilah bahwa Indonesia selalu berada di garda terdepan untuk menumbuhkan rasa perdamaian tiap Negara di dunia, mungkin ini bisa menjadi bahan pertimbanganmu wahai kawan".

Apakah hanya Korea Utara saja yang kita dekati?, jelas tidak. Korea Selatan jelas didatangi juga. Korea Selatan itu memiliki pengendali yaitu Amerika Serikat yang selalu mendukung dan memebri sokongan kuat dari sisi militer. Korea Selatan tanpa Amerika Serikat hanyalah sebuah Negara industry biasa saja yang tak berpengaruh besar, tentang peran militer masih belum sebesar Korea Utara. Korea Selatan memiliki hubungan yang baik dengan Indonesia. 

Indonesia menjadi Negara pembeli barang-barang elektronik milik Korea Selatan, contohnya merk Samsung dan juga pembeli produk-produk entertainment dari Korea Selatan yaitu industri K-Pop. Hubungan yang sangat menguntungkan ini begitu tepat digunakan sebagai dasar bahan obrolan yang selanjutnya kualitas diskusi antar Negara itu dapat ditingkatkan ke arah keamanan internasional.

Ada juga cara psikologi yang dapat dipakai. Berhubung soal nuklir ini yang paling rentan melepaskan serangan adalah Korea Utara, maka bukan kalimat ancaman yang harusnya disampaikan ke Korea Utara, namun bahasa-bahasa persahabatan saja. Ajak agar Korea Utara supaya sibuk dengan bidang perekonomian bukan penguatan bidang militer. 

Penguatan dan penambahan sarana prasarana militer itu sudah menjadi kebijakan primer Korea Utara untuk menunjukkan bahwa Negara itu sungguh luar biasa pada orang Barat. Gengsi mereka begitu tinggi pada kaum Barat. Maka pendekatan kita sebagai orang timur adalah merangkul, mengajak bersahabat agar tensi Korea Utara itu turun. 

Selain pada bidang  perekonomian juga dapat mengajak warga Negara Korea Utara untuk berkunjung ke Indonesia, pastikan mereka mendapat perlakuan yang baik, berikan kesan damai ketika mereka berkunjung ke Indoensia. Mungkin pada awalnya, dapat diberikan promosi travelling gratis.  Sibukkan pikiran warga Negara Korea Utara dengan pelayanan yang baik dan mengesankan. Setidaknya itu menjadi langkah yang kecil namun mengena di hati.

Lagi-lagi yang perlu dicamkan baik-baik adalah, segala upaya yang kita lakukan sebagai Negara berdaulat diprediksi besar hanya ampuh sekitar 20% saja, sebab 80% nya itu ditentukan oleh sikap Negara Amerika Serikat, Korea Selatan dan Korea Utara yang masing-masing memiliki pendapatnya sendiri-sendiri. 

Dan hal itu sudah masuk dalam tataran persepsi dan ideologi Negara itu. Kita tidak bisa berpengaruh besar dalam hal ini karena keterbatasan kehebatan militer kita. Kita hanya bisa (yang paling aman) adalah bergerak di bidang psikologi hubungan internasional dan kerjasama perekonomian yang ditingkatkan kemesraannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun