Ada juga cara psikologi yang dapat dipakai. Berhubung soal nuklir ini yang paling rentan melepaskan serangan adalah Korea Utara, maka bukan kalimat ancaman yang harusnya disampaikan ke Korea Utara, namun bahasa-bahasa persahabatan saja. Ajak agar Korea Utara supaya sibuk dengan bidang perekonomian bukan penguatan bidang militer.Â
Penguatan dan penambahan sarana prasarana militer itu sudah menjadi kebijakan primer Korea Utara untuk menunjukkan bahwa Negara itu sungguh luar biasa pada orang Barat. Gengsi mereka begitu tinggi pada kaum Barat. Maka pendekatan kita sebagai orang timur adalah merangkul, mengajak bersahabat agar tensi Korea Utara itu turun.Â
Selain pada bidang  perekonomian juga dapat mengajak warga Negara Korea Utara untuk berkunjung ke Indonesia, pastikan mereka mendapat perlakuan yang baik, berikan kesan damai ketika mereka berkunjung ke Indoensia. Mungkin pada awalnya, dapat diberikan promosi travelling gratis.  Sibukkan pikiran warga Negara Korea Utara dengan pelayanan yang baik dan mengesankan. Setidaknya itu menjadi langkah yang kecil namun mengena di hati.
Lagi-lagi yang perlu dicamkan baik-baik adalah, segala upaya yang kita lakukan sebagai Negara berdaulat diprediksi besar hanya ampuh sekitar 20% saja, sebab 80% nya itu ditentukan oleh sikap Negara Amerika Serikat, Korea Selatan dan Korea Utara yang masing-masing memiliki pendapatnya sendiri-sendiri.Â
Dan hal itu sudah masuk dalam tataran persepsi dan ideologi Negara itu. Kita tidak bisa berpengaruh besar dalam hal ini karena keterbatasan kehebatan militer kita. Kita hanya bisa (yang paling aman) adalah bergerak di bidang psikologi hubungan internasional dan kerjasama perekonomian yang ditingkatkan kemesraannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H