Mohon tunggu...
Rizki Vonna
Rizki Vonna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidik Sejarah

Pendidikan Sejarah Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Samudra

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bambu Runcing: Tonggak Perjuangan & Pertahanan Kemerdekaan RI di Kota Langsa

11 Januari 2024   11:46 Diperbarui: 11 Januari 2024   11:49 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langsa didirikan pada paruh terakhir abad ke-18 oleh orang Minangkabau (Menangkabauner) yang bernama Datoe Dajang (Datok Alam Malelo). Dalam perkembangannya datoe Dajang digantikan oleh anak angkatnya sebagai pemimpin wilayah yang bernama Teungku Chik Bentara Blang (1875-1901). Pada Saat Belanda datang ke Langsa yang menjadi pemimpin wilayah Langsa (uleebalang) dikenegerian Langsa adalah Teungku Chik Bentara Blang (Aulia Rahman, 2020). Dalam masa kepemimpinannya, Beliau tidak menyetujui dan menantang kehadiran Belanda, kemudian beliau diasingkan ke pulau Jawa. Kemudian Kepemimpin wilayah Langsa di gantikan oleh saudara beliau yang bernama Teungku Chik Muda Lam Kuta (1901-1904), yang memiliki sikap lunak dan mendukung aktivitas Belanda di Kenegerian Langsa. Kemudian Teungku Chik Muda Lam Kuta digantikan oleh anaknya yang bernama Teuku Chik Banta Beureudan yang memipin langsa dari tahun 1904-1918. Pada tahun 1931 uleebalang Langsa dipimpin oleh Teuku Chik Ali Basyah sampai Langsa mencapai Kemerdekaan.

Langsa merupakan sebuah kota yang berada di provinsi Aceh. Kota langsa merupakan kota pemekaran dari Aceh Timur yang dimekarkan berdasarkan Undang-Undang No. 3 tahun 2001 tanggal 21 Juni 2001, yang diresmikan pada tanggal 21 Juni 2001 oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia.

Perjuangan Bambu Runcing Dalam Mempertahankan Kemerdekaan RI di Kota Langsa

Pada tanggal 6 -- 9 Agustus 1945, pengeboman dua kota adidaya Negara Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh sekutu. Pada tanggal 10 Agustus 1945 membuat Jepang menyerah tanpa syarat dan harus mundur dari pemerintahan Indonesia. Dengan demikian, kekosongan kekuasaan dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia untuk melangkah lebih maju, dengan berbagai persiapan serta perlengkapan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada hari Jum'at tanggal 17 Agustus 1945 oleh Ir. Soekarno dengan didampingi oleh Mohammad Hatta di jalan pegangsaan Timur No. 56 Jakarta Pusat. Namun, kabar kemerdekaan Indonesia baru sampai ke Aceh pertamakali di Bireun pada tanggal 19 Agustus 1945, berita ini diketahui oleh Hoesin Yoesoef, yang pada waktu itu bekerja pada staf inteligen resimen Fojaka dengan pangkat letnan Gyugun melalui radio Jepang yang ditempatkan disana. Kemudian berita ini terus menyebar ke seluruh kota Bireun. Di Kutaraja berita kemerdekaan baru diketahui pada tanggal 21 Agustus 1945 melalui para pemuda yang bekerja pada kantor berita Jepang, Domei. Pada hari itu secara rahasia seluruh pemuda yang bekerja pada kantor penerangan Jepang (Hodka) dan harian Aceh Sinbun di Kutaraja telah mengetahui berita gembira tersebut.

Seiring dengan diterimanya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di tiap-tiap tempat di Kutaraja, dilakukan pula pengibaran sang saka Merah Putih diberbagai tempat, didepan kantor Keimubu (Kantor Polisi Jepang: Kantor Baperis sekarang) walaupun sempat terjadi cekcokan dengan tentara Jepang, pada tanggal 25 Agustus 1945 sang saka merah putih dikibarkan di depan kantor Sinbun, disini juga terdapat rintangan dari pembesar Jepang, namun dengan tekad yang kuat bendera merah putih tetap berada di puncak. Kegiatan pengibaran bendera merah putih semakin bersemangat dikibarkan di seluruh tempat di Kutaraja. Selama bulan September hingga awal bulan Oktober berita Kemerdekaan terus tersiar ke kota-kota lain di seluruh Aceh seperti Sigli, Meulaboh, Takengon, Tapaktuan, Lhokseumawe, Lhoksukon, Kuala Simpang, Idi, Langsa, dll (Sufi, 2008: 79).

Berita kemerdekaan Republik Indonesia tersampaikan di Langsa pada tanggal 30 September 1945, berita ini diketahui oleh para pemimpin pemuda di Langsa bahwa Jepang telah kalah perang dengan pihak sekutu dan Indonesia telah merdeka, selanjutnya pemimpin pemuda membentuk Komite Nasional, sebagai ketuanya dipilihlah saudara Wiriyo,sedangkan untuk jabatan Asisten Residen diangkatlah T.T Daoedsjah yang sebelumnya sebagai Guntyo. Para pemuda Langsa dapat menangkap siaran radio Bandung yang membicarakan berita proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Kemudian informasi bahwasanya Indonesia telah merdeka disebar luaskan kepada masyarakat Langsa oleh bapak Ghazali Idris, beliau memberanikan diri untuk menyiarkan informasi ini di gedung bioskop Dai Toa. 

Kemudian berita kemerdekaan dimanifestasikan dengan pengibaran bendera sang saka merah putih secara resmi pada tanggal 02 Oktober 1945 di lapangan Bambu Runcing. Hal ini selaras dengan perkataan salah seorang pelaku sejarah Langsa yaitu Usman Ams "Penaikan sang saka merah putih untuk pertamakalinya di Langsa adalah di lapangan yang sekarang disebut taman bambu runcing", dan dikuatkan juga oleh catatan harian Amir Luthan, seorang supir pada masa kemerdekaan, dalam catatan hariannya disebutkan "peristiwa sakral, monumental, dan bersejarah itu terjadi di lapangan Bambu Runcing pada tanggal 02 Oktober 1945 (buku: Menelusuri jejak Sejarah Langsa, edisi Revisi). Peristiwa pengibaran bendera merah putih di kota Langsa dipelopori oleh Teuku Chik Muhammad Daud Syah selaku Guntyo Langsa (bupati Aceh Timur pertama berkedudukan di Langsa periode 1945-1946) dengan pemimpin upacara Abdullah Husein (yang menjabat sebagai kepala polisi Langsa pada saat itu), kemudian diikuti oleh beberapa tokoh-tokoh lainnya Teungku Ismail Usman, Abdussuki, Ghazali Idris, Ahmad Abdullah, Usman Nurdin, Usman Anas, Peutuah Husen, serta para penduduk kota Langsa dan sekitarnya (Sufi, 2008: 166). 

Setelah Indonesia resmi mengibarkan bendera Merah Putih ke seluruh pelosok negeri tanpa terkecuali Aceh, tentara-tentara Jepang mulai diusir dari tanah rencong khususnya di kota Langsa serta peluncutan alat-alat perang yang berupa senjata, tank, senapan mesin, truk, karabin, meriam pantai, dan amunisi. Pelunjutan senjata-senjata Jepang di daerah Bireun, Lhokseumawe, Idi, dll. Sehingga pada tanggal 13 Desember 1945 membangkitkan keberanian masyarakat Langsa secara resmi menghidupkan sirine secara berulang-ulang sebagai tanda bahwa seluruh masyarakat Langsa telah siap untuk mengambil (merampas) senjata dari tangan tentara Jepang baik dengan cara negosisasi maupun dengan kekerasan. Bunyi Sirine ini juga menjadi pertanda bahwa Militer Jepang harus segera mengakhiri petualangan penjajahannya di Langsa dan tidak mempunyai pilihan lain jika tidak ingin mati sia-sia di Kota Langsa.

Tepatnya pada hari Senin tanggal 17 Desember 1945 seluruh tentara Jepang telah selesai di Intersit ke Medan dengan menungangi kereta api. Namun masyarakat Langsa masih menaruh dendam terhadap tentara Jepang, sehingga mereka tidak melepas Jepang begitu saja dan masyarakat Langsa menahan kereta api di sekitaran Titi kembar Langsa. Dalam insiden tersebut Teuku Ali Basyah (Ulee Balang Langsa) harus turun tangan dan memberi gambaran kepada warga untuk melepaskan dan membiarkan Jepang ke Medan. 

Berakhirnya kependudukan Jepang di Langsa menandai bahwa era penjajahan telah hilang dan menuju ke era kemerdekaan dan penuh dengan kedaulatan sebagai pemilik negeri. Tidak hanya itu, wajah-wajah masyarakat nampak gembira serta kesenangan menikmati indahnya kehidupan tanpa aroma penjajahan. Namun, hal ini tidak berlaku lama, peristiwa Kemerdekaan Republik Indonesia bukanlah batas akhir dari perjuangan serta perlawanan bangsa Indonesia, bahkan setelah peristiwa kemerdekaan Republik Indonesia masih ada tantangan dan hambatan yang terjadi di seluruh Indonesia tanpa terkecuali Aceh. Kembalinya sekutu yang diboncengi NICA (Nederlandsch Indische Civiele Administratie), serdadu Jepang yang awalnya telah minggat dari tanah rencong. Pada tanggal 24 Desember 1945 sirine meraung-raung yang menandakan bahwa kota Langsa dalam keadaan bahaya dan akan diserang kembali oleh tentara Jepang yang datang dari arah Medan atau Kuala Simpang (buku: Menelusuri jejak Sejarah Langsa, edisi Revisi). Jepang kembali dengan desakan sekutu, tanpa mempunyai pilihan serdadu Jepang kembali ke Langsa tepatnya berada di Kuala Simpang, mereka mengadakan penyerbuan disertai dengan jumlah personil yang lebih besar dengan persenjataan yang lebih lengkap yang terdiri dari 126 kendaraan tempur diantaranya tank tempur, truk angkutan bala tentara, sedan, dan lain-lain, dengan tujuan utamanya untuk menduduki kembali Kuala Simpang dan Kota Langsa, selain itu mereka juga berkeinginan untuk mengambil kembali senjata mereka yang telah dilucuti oleh masyarakat pada detik-detik berakhirnya kependudukan Jepang.

Pada tanggal 24 Desember 1945 terjadilah pertempuran sengit di Kampung Durian dan Kampung Meutuah, sehingga Jepang berhasil menduduki Kuala Simpang. Berselang satu hari tepatnya pada tanggal 25 Desember 1945 Jepang menyusul kota Langsa, pertempuran sengit kembali terjadi di kampung Upak dan bukit Meutuah. Pertempuran ini dipimpin oleh pimpinan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Langsa Mayor Bachtiar Dahlan dan letnan Abusamah, mereka beserta rombongan harus menghadapi Jepang dengan perlengkapan perang yang cukup lengkap. Namun dipihak TKR Langsa berjuangan dalam pertempuran dengan senjata yang sangat minim diantaranya senjata yang dilucuti dari Jepang, dengan jumlah senjata yang tidak memadai untuk seluruh TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang ikut berperang dalam melawan kembali penjajahan Jepang, semangat dan keberanian yang menggelora kaum pribumi menggunakan senjata sederhana sebagaimana yang telah di pelopori oleh Kyai Subchi yaitu dengan menggunakan bambu runcing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun