Mohon tunggu...
Rizki Utama
Rizki Utama Mohon Tunggu... Lainnya - Berbagi Lewat Tulisan

Business System dan Business Process Management Professional - Alumni MM FEB Universitas Indonesia dan Teknik Industri Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Umur Panjang Perusahaan Jepang

24 Juni 2020   11:08 Diperbarui: 24 Juni 2020   13:31 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nishiyama Onsen Keiunkan, hotel tertua di dunia (Sumber: Wikipedia)

Sikap rendah hati pada banyak perusahaan Jepang diwujudkan dalam bentuk keinginan untuk terus berkembang, selalu berinovasi dan tidak mau terjebak pada kejayaan masa lalu. Salah satu kunci umur panjangnya adalah mengetahui apa yang harus diubah dan apa yang tidak boleh dikerjakan sebagai respon terhadap perubahan dalam masyarakat dan kebutuhan pelanggan. 

Atribut ketujuh adalah sikap hemat dan sederhana. Hemat disini bukan berati pelit, melainkan menggunakan sumber daya perusahaan dan melakukan kegiatan operasional secara efisien tanpa mengorbankan mutu produk yang dihasilkan baik barang maupun jasa. Prinsip ini sangat kuat mengakar diperusahaan Jepang serta sudah menjadi budaya. 

Maka tidak mengherankan mengapa banyak metode perbaikan proses dan pengendalian mutu yang diakui serta terbukti efektif diseluruh dunia muncul dari sini. Konsep Kaizen (continuous improvement), Just-in Time (JIT) / Lean Principles, quality management tools seperti diagram tulang ikan (Ishikawa diagram) merupakan beberapa contoh metoda yang datang dari Jepang.

4. Melestarikan Nilai-Nilai.

Tekad yang kuat untuk mempertahankan dan meneruskan prinsip dan nilai-nilai diatas menjadi atribut kedelapan dari rahasia umur panjang perusahaan Jepang. Perusahaan selalu mengamati prosedur serta rutin melakukan seremoni yang bertujuan untuk mengingat filosofi dan nilai-nilai perusahaan yang dicetuskan oleh pendiri dan para pendahulu mereka, memperingati dan merenungkan ikatan yang menyatukan karyawan dan perusahaan dalam berjuang melalui masa sulit bersama-sama dan untuk menyampaikan kenangan tersebut kepada generasi baru. Ikatan emosional yang terbentuk inilah yang pada akhirnya menjadi kekuatan perusahaan untuk terus maju dan bertahan.

Apa yang diuraikan diatas bukan hanya konsep belaka tapi mewujud dalam sikap dan perilaku setiap orang di banyak perusahaan Jepang. Penulis yang pernah bekerja disebuah perusahaan otomotif Jepang berlogo garputala pernah mengalaminya, dimana nilai-nilai tersebut bukan hanya tertuang dalam tulisan-tulisan yang dibingkai lalu dipajang pada dinding kantor atau pabrik, tapi lebih dari itu; terlihat, terdengar, terasa lalu tergerak menjalankannya. (RU)

Referensi:

  1. Leading the World in Longevity: Japanese Firms in Business for a Century or More, Funabashi Haruo, 2013.
  2. List of oldest companies
  3. The Oldest Companies Still Operating Today 
  4. History of Japan 
  5. Oldest Hotel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun