Menurut Funabashi Haruo dalam artikelnya yang berjudul Leading the World in Longevity: Japanese Firms in Business for a Century or More, sebagian besar perusahaan tua di Jepang bergerak dalam tiga area bisnis:
- Kebutuhan sehari-hari, makanan pokok dan obat-obatan
- Usaha keluarga yang memerlukan keahlian khusus seperti pembuatan kertas, pandai besi dan pengecoran logam.
- Bisnis yang berhubungan dengan kebudayaan tradisional seperti pembuatan bahan dan peralatan upacara minum teh, perangkai bunga dan pertunjukan teater (Noh), ritual keagamaan dan sejenisnya.
Kemudian, masih dalam artikel yang sama Funabashi menyebutkan atribut-atribut yang menjadi sebab panjangnya umur banyak perusahaan Jepang, atribut-atribut yang dikelompokan menjadi empat bagian tersebut adalah :Â
1. Visi dan Strategi: Clarity of Purpose dan Long-Term Prespective
Clarity of Purpose, para pendiri bisnis yang bertahan dan penerusnya merumuskan prinsip-prinsip yang menjadi tujuan bisnis, kekuatan inti dan fokus utama mereka. Prinsip-prinsip tersebut dituliskan dan dilestarikan dalam kredo keluarga, dalam panduan perilaku bahkan sampai diwujudkan kedalam bentuk upacara seremonial untuk membangkitkan semangat. Inilah yang diwariskan dan dipegang erat secara turun temurun selama berabad-abad oleh pelaku bisnis di Jepang.
Atribut berikutnya adalah pendekatan manajemen berdasarkan Long-Term Perspective. Bagi pebisnis Jepang, kesejahteraan dan keberlangsungan hidup jangka panjang lebih penting ketimbang sekedar mendapatkan keuntungan atau menjadi kaya dalam waktu cepat dan singkat. Cita-cita untuk mempertahankan bisnis selama mungkin menjadi motivasi mereka, perusahaan yang berumur 100 tahun akan membuat rencana untuk 100 tahun kedepan, yang 500 tahun mencoba untuk melihat 500 tahun kedepan dan begitu seterusnya.Â
2. Fokus dan Orientasi: Employee Focused, Customer-Oriented dan Community
Atribut ketiga dari bisnis yang mampu bertahan lama adalah gaya manajemen yang mengutamakan orang. Sebagian besar perusahaan tua di Jepang menganggap karyawan mereka sebagai jantung dan agen pertumbuhan bisnis, bukan sebagai bagian yang bisa diganti. Mereka mempunyai komitmen yang kuat untuk terus meningkatkan keterampilan karyawannya melalui pelatihan-pelatihan internal serta selalu menggunakan pandangan jangka panjang dalam mengevaluasi dan merekrut kandidat karyawannya. Â
Pemilik perusahaan merancang sistem dengan menggunakan prinsip kehati-hatian untuk mendapatkan kandidat karyawan yang tepat dan juga merumuskan prinsip tata kelola perusahaan yang memisahkan antara hak istimewa pemilik dengan otoritas operasional. Prinsip bahwa pemilik bisnis keluarga dan karyawannya harus bersatu untuk mencapai kesejahteraan juga dituangkan dalam kredo keluarga.
Customer-Oriented adalah atribut berikutnya, totalitas untuk mengutamakan kepentingan pelanggan. Sebuah bisnis, baik besar atau kecil, harus memiliki pelanggan untuk tetap eksis. Prinsip mengambil keuntungan dalam jangka pendek yang dapat membuat mereka mengabaikan pelanggan harus dihindari.Â
Hubungan yang sehat dengan komunitas yang lebih besar menjadi atribut kelima dari bisnis jangka panjang dibanyak perusahaan Jepang. Ini muncul dari keinginan untuk aktif berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan bisnis.
3. Perilaku positif: Rendah Hati dan Hemat.